Powered By Blogger

Selasa, 28 Februari 2012

BUDIDAYA IKAN BAWAL AIR TAWAR



Tugas 2
BUDI DAYA IKAN BAWAL AIR TAWAR





OLEH:
NAMA              :  ASHAR JUNIANTO
STAMBUK         :  I1A1 10 050
PROG. STUDI     :  M S P (genap)

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
    UNIVERSITAS HALUOLEO
 KENDARI
2011


BUDI DAYA IKAN BAWAL AIR TAWAR
v  Mengenal lebih dekat  bawal air tawar
            Dilihat asal-usulnya, bawal bukanlah ikan asli Indonesia, tetapi berasal dari negeri samba, brazil. Ikan ini dibawah ke Indonesia oleh para importir ikan hias dari singapura dan brazil pada tahun 1980. Di Indonesia ikan ini disebut sebagai bawal karena mirip dengan bawal air laut.
            Meskipun kedudukan ikan bawal belum bisa disejajarkan dengan ikan-ikan konsumsi lainnya, tetapi kehadirannya memiliki arti tersendiri, terutama dalam memperkaya khasanah ikan budi daya  di Indonesia.
v  Silsilah
     Silsilah ikan bawal air tawar sebagai berikut:
Filum        : chordate
Subfilum   : craniata
Kelas        : pisces
Subkelas   : neoptergii
Ordo         : cypriniformes
Subrodo    :cyprinoidea
Family      : characidae
Genus       : colossoma
Spesies      : colossoma macropomum

A.   PEMBENIHAN
            Pembenihan ikan bawal meliputi beberapa tahap kegiatan, seperti pemeliharaan induk, pemberokan, penyuntingan, pemijahan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva serta pemeliharaan benih.
1.      Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk atau disebut pula pematangan gonad merupakan kegiatan pemeliharaan induk sampai induk matang gonad atau siapuntuk dipijahkan. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling penting dari pembenihan. Bila pemeliharaan induk dilakukan dengan baik, maka perkembangan gonad pun akan baik dan kualitas telurnya juga baik.
            Pemeliharaan induk bawal sebaiknya dilakukan secara monokultur atau hanya dipelihara ikan bawal saja Karena bila dilakukan polikultur  dikhawatirkan ikan bawal akan mengganggu ikan lainnya.

2.      Seleksi induk
Satu bulan sesudah musim hujan, sekitar bulan oktober, dilakukan seleksi induk tahap awal. Seleksi induk tahap berikutnya disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan pasar.
Cara menyeleksi induk bawal sebagai berikut:
1.      Air kolam disurutkan secara perlahan-perlahan sampai mencapai ketinggian 40 cm
2.      Induk-induk digiring ke salah satu sudut dengan menggunakan jarring. Bila sudah dikumpul, induk ditangkap dengan menggunakan tangan dan kemudian diperiksa satu per satu
3.      Induk  betina yang matang telur dicirikan dengan perut yang buncit dan lubang kelamin yang berwarna kemerahan. Berat induk betina sebaiknya  4 kg.
4.      Ciri induk jantan yang matang gonad yaitu bila perut dipijat kearah lubang kelamin akan keluar cairan berwarna putih susu atan sperma. Perut induk jantan tetap seperti biasa . berat induk jantan sebaiknya 3-4 kg.
3.  pemberokan
               Pemberokan merupakan kegiatan menyimpan induk-induk yang berasaldari kolam    pemeliharaan induk  hingga induk disuntik untuk di pijahkan. Kegiatan ini dilakukan karena gonad induk masih banyak mengandung lemak. Di samping itu, pemberokan bertujuan untuk memudahkan dalam membedakan induk yang gendut karena telur atau gendut karena makanan.
               Ada pula hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberokan yaitu:
a.       Air harus bersih (tidak mengandung pakan) serta mengalir secara kontinu agar ikan tidak mengalami stress dan oksigen dapat disuplai secara terus menerus.
b.      Induk tidak boleh di beri pakan tambahan agar kandungan lemaknya tidak bertambah.
Pemberokan ini dilakukan selama 2-3 hari.
4.     penyuntikan
                        Penyntikan merupakan kegiatan memasukan hormon perangsang kedalam tubuh induk dengan menggunakan alat suntik agar telurnya keluar. Alat yang digunakan meliputi pisau, talenan, piset, penggerus, dan alat suntik. Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu hipofisa dari ikan donor (ikan mas atau sejenisnya seberat 500-600 gram), ovarium, atau HCG, dan aquabidestilata. Biasanya ikan bawal di suntik dengan tepat di bagian belakang sirip punggung. Kedalaman antara 1-2 cm dengan kemiringan 30 derajat dari arah punggung.

5.         Pemijahan
Pemijahan ikan bawal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu induced breeding dan induced spawning.
a.      Induced breeding
Dalam pembenihan induced breeding, induk jantan dan induk betina yang sudah di suntik dimasukkan ke dalam bak yang berbeda. Tujuannya adalah agar tidak terjadi pemijahan yang tidak diinginkan. Air dalam bak atau kolam tersebut harus tetap mengalir agar induk tudak stress dan proses ovulasi telur tidak terganggu.

b.      Induced spawning
Induced spawning merupakan system pemijahan ikan bawal dimana induk-induk yang telah disuntik itdak di-streefing, tetapi dibiarkan memijah sendiri seperti pemijahan alami. Kelebihan system ini yaitu pekerjaan selama pemijahan tidak banyak. Sedangkan kelemahannya yaitu ada kemungkinan tidak semua telur keluar dan pembuahannya kurang sempurna. Langkah-langkah dalam pemijahan secara induced spawning meliputi persiapan bak, pemasukan air, penebaran induk, pengontrolan dan pengambilan telur.

6.        penetasan
                 Penetasan merupakan kegiatan merawat telur-telur yang sudah dikeluarkan dari induk betina swampai menetas. Penetasan telur bawal dapat di lakukan dalamcorong penetasan, konikel, atau akuarium. Kegiatan penetasan dibagi dalambeberapa tahap, yakni persiapan, pemasukan air, penebaran telur, pembuangan telur yang tidak menetas, dan pergantian air.
                 Tempat penetasan sebelumnya dibersihkan dan di jemur terlebih dahulu selama 1-2 hari. Kemudian, tempat penetasan diisi air setinggi 30 cm untuk akuarium, 80 cm untuk konikel, dan sesuai ketinggian bak untuk corong penetasan. Untuk daerah yang suhu airnya dibawah 25 C, tempat penetasan tersebut perlu dilengkapi dengan pemanas air atau heater. Bila memakai akuarium, perlu dilengkapi dengan aerator. Dua jam setelah pemasukan telur, heater dan aerator dihidupkan.

7.          pemeliharaan larva
                  Pemeliharaan larva merupakan kegiatan merawat telur-telur yang baru menetas sampai siap ditebar ke tempat pemeliharaan. Kegiatan ini dapat dilakukan di akuarium dan dikolam. Kelebihan benih pemeliharaan di akuarium adalah lebih terkontrol dan kematian dapat ditekan sekecil mungkin, tetapi kelemahannya, pekerjaannya lebih dekat karena harus merawat setiap hari. Adapun kelebihan pemeliharaan di kolam yaitu pekejaan tidak banyak dan biayanya dapat ditekan serendah mungkin.
a.      Pemeliharaan larva di aquarium
Pemeliharaan larva di aquarium dimulai dengan mempersiapkan aquarium yang akan digunakan. Akuarium yang sudah bersih di jemur selama dua hari, kemudian diisi air bersih setinggi 30 cm.
Setelah akuarium dan perlengkapannya siap, larva dimasukkan dengan hati-hati.
b.      Pemeliharaan larva di kolam
Selain di akuarium, larva juga bisa dipelihara dikolam. Namun, sebelumnya kolam harus disiapkan terlebih dahulu. Persiapan kolam meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar, pembuatan kemalir pengapuran, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit.

1.      Pengeringan
Pengeringan tanah dilakukan selama 2-3 hari atau tergantung cuaca. Tujuan utamanya adalah untuk memberantas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah, membuang gas-gas beracun. Disamping itu, pengeringan dapat memudahkan dalam perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar kolam, dan pembuatan kemalir.
2.      Perbaikan pematang
Perbaikan pematang dilakukan dengan cara menutup seluruh bagian permukaan pematang dengan tanah dasar kolam. Tujusn perbaikan adalah supaya kolam tidak bocor sehingga ketinggian dapat dipertahankan dan kesuburan kolam dapat dijaga
3.      Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dasar dilakukan dengan cara mencangkul seluruh bagian permukaan tanah dasar, kemudian membaliknya. Tujuan pengolahan tanah dasar adalah agar tanahnya kedap air, strukturnya baik dan higenis.
4.      Pembuatan kemalir
Kemalir (saluran air di dasar kolam) dibuat memanjang dari pintu pemasukan sampai pengeluaran air. Ukuran lebar 40-50 cm danj tinggi 10-15 cm. kemalir ini dibuat untuk mempermudah saat panen dan sebagai tempat berlindung ikan pada siang hari.
5.      Pengapuran kolam
Pengapuran kolam dilakukan dengan menebar butiran kapur yang halus atau larutan air kapur ke seluruh tanah dasar dan pematang kolam. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pH, alkanitas, dan memberantas hama serta penyakit.
6.      Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara menebarkan pupuk keseluruh bagian dasar elah kolam. Pemupukan bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami.

7.      Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan setelah kolam direndam selama 2-3 hari. Tujuannya adalah membunuh hama dan penyakit yang merugikan dan membunuh binatang pemangsa pakan alami  yang dibutuhkan.
8.      Pemeliharaan benih
Pemeliharaan benih merupakan kegiatan memelihara benih yang berasal dari tempat pemeliharaan larva (dari akuarium atau kolam) yang beruk8uran ¼ sampai  1\2 inci sampai beni siap dipelihara, dikolam pendederan.
9.      Penanganan beni
Bila sudah dibiarkan semalam, biasanya beni suda segar kembali dan kondisinya suda puli. Langkah selanjutnya adalah seleksi beni, perhitungan beni, penyuci hamaan, pemberokan, dan pengangkutan.
a.      Seleksi beni
Seleksi beni dilakukan untuk memisakan antara beni yang berukuran besar dengan beni yang berukuran kecil. Masing-masing ukuran ditampung dalam bak yang berbeda. Pemisahan beni berdasarkan ukuran tersebut mempunyai tujuan agar dalam satu kolam hanya berisi beni dengan ukuran seragam sehinga tidak ada persaingan dalam makanan dan bila di jual, akan mendapat harga yang layak karna ukuranya seragam.
b.      Perhitugan beni
Beni dihitung setelah diseleksi. Tujuanya untuk mengetahu jumlah beni yang dihasilkan selama pemeliharaan. Dengan diketahui jumlahnya, dapat diketahui pula keuntungan usaha tersebut bila beni akan di jual.
c.       Penyuci hamaan.
Kegiatan ini merupakan usaha untuk menhilangkan dan mencegah adanya penyakit dalam beni. Hal ini dilakukan agar beni terbebas dari penyakit bsehingabila akan dipelihara lagi atau dijual ikan dalam keadan sehat. Disamping itu, biasanya beni yang baru dipanen banyak yang terluka akibat goresan alat tangkap. Luka tersebut harus disembukan terlebi dahulu sebelumbeni itu akan dijual.
d.      Pemberokan
Pemberokan merupakan kegiatan menyimpan ikan untuk sementara waktudengan tujuan agarkotoran dalam perut  ikan berkurang.
Pemberokan biasanya dilakukan dalam bak penampung beni selama pemberokan, air dalam bak harus tetap bersi dan mengalir. Selam pemberokan ikan tidak bole di beri pakan. Pemberokan biasanya di lakukanselama satu sampai dua hari.


e.       Pengangkutan
        Mengakut ikan berate memindakan ikan dari satu tempat ketempat yang lain.    Pengankutan ini harus dilakukan pada saat suhu udarsa renda, itu pagi atau malam hari

B.  PENDEDERAN
      Pendederan merupakan kegiatan pemeliharaan benih hingga mencapai ukuran 4 inci (25 gram) yang siap dijual sebagai ikan hias atau dipelihara di kolam pembesaran.

        Berdasarkan jenis kegiatannya, pendederan bawal meliputi persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan tambahan, pengontrolan dan pemanenan.

1.      Persiapan kolam
Persiapan kolam pada prinsipnya sama dengan persiapan kolam pemeliharaan larva.

2.      Penebaran benih
Penebaran benih dilakukan bila kolam sudah siap. Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam penebaran benih, yaitu waktu penebaran, ikuran benih, padat tebar dan cara penebaran.

3.      Pemberian pakan tambahan
Setelah 2-3 hari ditebar atau bila pakan alami sudah mulai berkurang,benih di beri pakan tambahan berupa tepung pelet atau pelet butiran. Pemberian paka tambahan ini sebaiknya dilakukan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Tujuannya agar pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan semua, tidak ada yang terbuang.

4.      Pengontrolan
Dalam budi daya sebaiknya dilakukan pengontrolan setaip harinya, khususnya pada kolam pengairan dan kondisi ikan. Bila ada bocoran pada pematang segera diperbaiki agar ketinggian air dan kesuburan kolam dapat dipertahankan.

5.      Pemanenan
Pemanenan bawal dilakukan dengan cara menyurutkan air secara perlahan-lahan sampai 10-20 cm. benih ditangkap sedikit demi sedikit dengan menggunakan waring. Benihnya dimasukan dalam ember dan ditampung dalam hapa yang dipasang tidak jauh dari tempat panen. Bila sudah ditangkap semua, benih dipindahkan ke bak penampungan benih yang ada di hacthery untuk ditangani lebih lanjut.

B.     PEMBESARAN
Pembesaran merupakan kegiatan pemeliharaan benih dari hasil pendederan (ukuran 4 inci atau 25 gr) sampai mencapai konsumsi atau sampai calon induk. Masa pembesaran biasanya lebih lama dibanding pendederan yaitu sebesar 4-5 bulan atau tergantung dari kebutuhan dasar. Setelah masa tersebut, ikan bawal biasanya sudah mencapai ukuran konsumsi, yaitu 400-500 g/ekor.

v  Pengendalian hama dan penyakit
A.     Pencegahan dan pengobatan secara umum
Ada beberapa cara untuk mencegah hadirnya hama, diantaranya yaitu:
1)      Kolam dikeringkan sampai tanah dasarnya retak-retak
2)      Dilakukan pengapuran saat persiapan kolam
3)      Pada pintu masuk dipasangkan saringan.
   Walaupun usaha pencegahan sudah dilakukan, tetapi terkadang ikan yang dipelihara masih bisa terserang hama dan penyakit. Bila hal itu terjadi, jalan terakhirnya adalah dengan melakukan pengobatan. Ada beberapa cara pengobatan yang dapat dilakukan diantaranya:
a.    Melalui air kolam
Cara ini dilakukan dengan mencampurkan obat pada air kolam yang berisi ikan yang sakit. Namun sebelum ditebarkan, volume air kolam harus diketahui dahulu agar dosis obat yang diberikan sesuai dengan anjuran.
b.    Melalui perendaman
Dalam perendaman, ikan yang sakit harus dipanen dahulu, kemudian dirandam dalam larutan obat dengan dosis sesuai anjuran.
c.    Melalui makanan
Pengobatan melaluin makanan atau system oral dilakukan dengan memberi pakan yang suda diberi pakan obat tertentu pada ikan yang sakit.
d.    Melalui ikan langsung
Pengobatan pada  ikan langsung yang sakit dilakukan dengan cara mengolesi obat pada tubuh ikan terutama tubuh bagian luar, seperti sisik, kepala, atau mata.


B.     Pencegahan dan pengobatan secara khusus
1.      Hama
Secara umum, hama yang biasa menyerang ikan bawal tidak berbeda dengan hama yang menyerang ikan tawar lainnya. Beberapa jenis hama tersebut yaitu, notonecta, ucrit, belut,dan ular 
a.      Notonecta
      Notonekta sangat menyenangi pereiran yang banyak mengandung bahan  organic dan terdapat   tanaman air yang membusuk. Binatan ini biasa bergerak  turung naik kepermukaan air  untuk mengambil oksigen dan udara . apa bila perairan yang ditempati kurang cocok, binatan ini akan berpindah kekolam lain dengan cara terbang.
Oleh karena bisa terbang maka sampai saat ini pencegahannya masih sulit dilakukan. Cara yang terbaik yang dilakukan yaitu             dengan mengurangi jumlahnya. Caranya dengan mengurangi kandungan bahan organic di kolam dan membuang tanaman air yang ada.

b.      Ucrit
      Lingkungan hidup yang disenangi ucrit hampir sama dengan notonecta, yaitu perairan yang banyak mengandung bahan organik, seperti adanya jerami dan rerumputan. Serangan binatang ini lebih berbahaya disbanding notonecta karena dalam sehari dapat menyerang beberapa ikan. Cara penyerangannya dengan menjepit perut benih sampai robek, kemudian benih dimangsanya.
Keberadaan ucrit dapat dicegah dengan cara menggunakan obat yang disebut dengan dosis 2 mg/l.

c.       Belut
      Belut merupakan jenis ikan yang banyak ditemukan di sawah-sawah. Selain disawah, belut juga ditemukan dipematang-pematang kolam sehingga sering kali menyebabkan kebocoran pematang.

d.      Ular sawah
      Ular sawah merupakan jenis ular yang biasa hidup disawah. Pencegahan ular sawah dapat dilakukan dengan memagar pematang dengan pagar bamboo yang rapat. Sedangkan pemberantasan ular dilakukan dengan membunuh ular yang masuk ke kolam pemeliharaan.

2.        Penyakit
      Penyakit adalah organism yang hidup dan berkembang dalam tubuh ikan sehingga organ tubuhnya terganggu. Ada beberapa penyakit yang biasa menyerang ikan bawal diantaranya:

a.        Jamur
      Penyakit jamur pada ikan bawal disebabkan oleh jamur saprolegnia sp dan achlya sp. Selain menyerang bawal, saprolegnia juga menyerang hampir semua jenisikan tawar, termasuk telurnya. Penyakit jamur dapat dicegah dengan menjaga kualitas air agar tetap baik, menangani ikan atau telur dengan baik, member pakan tambahan yang cukup, dan tidak menebarkan telur yang terlalu padat.

b.    Penyakit bintik putih
      Penyakit bintik putih (whit spot) pada ikan bawal dan ikan air tawar lainnya biasanya disebabkan oleh parasit ichtyiopthiris multifiliis. Usaha pencegahan terhadap penyakit bintik putih yaitu dengan cara menjaga kualitas air tetap baik, mempertahankan suhu air 28 C dan menggunakan alat yang bersih.

c.    Trichodiniasis
          Penyakit ini disebabkan oleh parasit yang disebut trichodina sp. Penyakit ini menyerang organ tubuh bagian luar, seperti kulit, sirip, dan insang. Cara menyerangnya dengan menempelkan tubuhnya pada organ tubuh yang menjadi sasarannya.. usaha pencegahannya yakni member pakan tambahan yang cukup dan bergizi tinggi, filterisasi dan menaikan suhu air.








AKUAKULTUR


Tugas 1
AKUAKULTUR

OLEH:
NAMA              :  ASHAR JUNIANTO
STAMBUK         :  I1A1 10 050
PROG. STUDI     :  M S P (genap)

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
    UNIVERSITAS HALUOLEO
 KENDARI
2011
Asal mula kegiatan akuakultur tidak diketahui secara pasti kapan dan oleh siapa dimulai. Kegiatan akuakultur pertama kali diduga dilakukan oleh orang Mesir pada ikan nila dan/atau orang China pada ikan mas. Kegiatan pemeliharaan kedua jenis ikan tersebut kemudian menyebar ke Asia dan Eropa (LANDAU 1992). Kegiatan akuakultur atau budidaya biota air kini telah banyak diketahui dan dipraktekan oleh sefragian besar penduduk dunia, terutama yang mendiami daerah dataran rendah, sekitar daerah aliran sungai, waduk, danau.dan pantai. Bahkan pada era globalisasi saat ini, kegiatan pemeliharaan biota air telah merambah ke masyarakat yang mendiami daerah perkotaan, di dalam rumah sederhana sampai di rumah mewah, dari toko kelontong sampai ke pusat perbelanjaan (mall).

pengetahuan yang mendasar tentang akuakultur akan Berbekal pengetahuan yang memadai itulah biasanya pembudidaya biota air akan berhasil menikmati hasil kegiatan budidayanya, baik sebagai pengembangan kegemaran (hobby), penghasil bahan pangan untuk keluarga, maupun sebagai sumber penghasilan. Sebagai hobby misalnya pemeliharaan biota air pada akuarium; sebagai penghasil pangan untuk keluarga misalnya budidaya skala keluarga pada ikan lele dan belut; dan sebagai sumber penghasilan misalnya budidaya skala komersial pada ikan lele, gurameh, bandeng, udang dan kerapu.

Produksi perikanan dunia dari sector akuakultur adalah lebih dari 13 juta metrik ton per tahun (LANDAU 1992), dan produksi tersebut cenderung terus meningkat. Peningkatan produksi hasil usaha akuakultur tersebut sangat penting artinya untuk kawasan Asia yang mayoritas padat penduduk dengan tingkat penghasilan per kapita relatif rendah. Meskipun kegiatan budidaya biota air telah banyak dipraktekan oleh masyarakat Indonesia, namun pengetahuan dasar tentang budidaya biota air kadang-kadang belum banyak diketahui dan dipahami. Oleh karena ltu, pada tulisan ini akan disajikan secara nngkas tentang pengetahuan dasar akuakultur.

Apa Itu Akuakultur ?
      Beberapa pakar ada yang mendefinisikan akuakultur sebagai kegiatan pemeliharaan biota air pada kondisi yang terkontrol, baik secara intensif maupun semimtensif. Namun demikian, ada pakar yang menyatakan bahwa akuakultur merupakan kegiatan pemeliharaan flora dan fauna air, serta kegiatan untuk memproduksi biota (organisme ) akuatik dilingkungan terkontrol dalam rangka mendapat keuntungan (profit),namun secara umum budidaya perairan merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkapan berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen pokoknya. Kegiatan-kegiatan umum termasuk didalamnya adalah budidaya ikan, udang, tiram serta serat budidaya, rumput laut alga dengan batasan tertentu. Sebenarnya, cakupan budidaya perairan sangat luas, namun penguasan teknologi membatasi komoditi tertentu yang dapat diterapkan. Budidaya perairan adalah bentuk perikanan bididaya untuk dipertentangkan dengan perikanan tangkap.
Di indonesia, budidaya perairan dilakukan melalui berbagai sarana. Kegiatan budidaya yang paling utama dilakukan di kolam/ empang, tambak, tangki, karamba serta keramba apung.
tetapi tidak termasuk dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan pembenihan jenisjenis biota untuk akuarium, biota untuk eksperimen atau percobaan di laboratorium, dan biota yang dipelihara khusus untuk memenuhi kebutuhan perseorangan (LANDAU 1992). Selain itu, beberapa pakar ada juga yang mendefinisikan akuakultur sebagai kegiatan untuk memproduksi biota air (termasuk di dalamnya: pemeliharaan, penanganan, pengolahan, dan pemasaran) untuk tujuan komersial (BARNABE 1990).

Akuakultur yang di Indonesia dikenal dengan istilah budidaya air dibedakan menjadi dua, yaitu budidaya air tawar dan budidaya air laut (termasuk air payau). Budidaya air laut lebih dikenal dengan istilah marikultuf. Usaha marikultur semakin popular pada decade terakhir ini,
Dalam usaha akuakultur mencakup :
a. Pembenihan ikan
v  Pemilihan induk
v  Pemijahan induk
v  Penetasan telur
v  Pemeliharaan larva
v  Pendederan
b. Pembesaran
v Efesiensi pakan
v Konversi pakan
c. Nutrisi pakan
v Formula pakan
v Nilai gizi
   Sistem pengadaan sarana dan prasarana produksi akuakultur
   1. Prasarana produksi
· Pemilihan lokasi
· Pengadaan bahan dan
· Pembangunan fasilitas produksi
Secara spesifik tujuan akuakultur untuk :
  1. Produksi makanan
  2. Perbaikan stok alam
  3. Produksi ikan untuk rekreasi
  4. Produksi ikan umpan
  5. Produksi ikan hias
  6. Daur ulang bahan organik
  7. produksi bahan industri
Komoditas Akuakultur
Komoditas adalah barang atau produk yang bisa diperdangankan , jadi komoditas akuakultur adalah spesies atau jenis ikan (dalam arti luas) yang diproduksi dalam kegiatan akuakultur dan menjadi barang /produk yang bisa diperdagangkan.
Golongan ikan adalah spesies akuakultur yang memiliki sirip sebagai organ penggeraknya.
Contoh komoditas akuakultur dari golongan ikan adalah :
  • Ikan mas ( Cyprinus carpio )
  • Ikan nila ( Oreochromis niliticus )
  • Ikan lele ( Clarias sp )
  • Ikan gurami ( osphronemus gouramy )
  • Ikan patin ( Pangosius sp )
  • Ikan kerapu macan ( Epinephelus fusguttatus )
  • Ikan kerapu bebek ( Cromiletes altivelis )
  • Ikan kakap putih ( Lates calcarifer )
  • Ikan bandeng ( chanos chanos )
Golongan udang adalah spesies akuakultur yang memiliki karapas yaitu kulit yang mengandung kitin sehingga bisa mengeras.
Contoh komoditas akuakultur dari golongan udang adalah :
  • Udang windu ( Paneos monodon )
  • Udang vanamei ( Litopaneus vannamei)
  • Udang bru ( Panaeus stylostris )
  • Udang putih ( Panaeus japonicus )
  • Udang galah crobrach tawar ( Macrobrachium rasenbergit )
  • Udang cerax ( Cherax sp )
  • Udang lobster ( Homarus sp )
  • Kepiting bakau ( Scylla serrata )
Golongan moluska adalah spesies akuakultur yang memiliki cangkang yang keras.
Contoh komoditas akuakultur dari golongan moluska adalah :
  • Karang mutiara ( Pinctada maxima )
  • Abalone ( Heliotis sp.)
  • Kerang hijau ( Mytilus sp.)
  • Kerang darah ( Anadara sp.)
Ekinodermata adalah spesies akuakultur yang memiliki kulit berduri berfungsi untuk alat bergerak.
Contoh komoditas akuakultur dari ekinodermata adalah :
  • Teripang ( Holothuria sp.) yang memiliki nama perdagangan sea cucumber
Golongan alga adalah spesies akuakultur dari bersel tunggal, terdiri dari mikrialga dan makroalga.
Contoh mikroalga/fitoplanton adalah Chlorella sp. Umumnya berupa makanan alami bagi komoditas akuakultur lainnya, terutama untuk larva dan benih, kecuali yang telah menjadi makanan kesehatan manusia.
Contoh makroalga adalah rumput laut seperti Euchema cottonii dan Glacilaria sp.
Komodits akuakultur yang sekaran sedang giat diusahakan adalah koral. Biota ini selain untuk tujuan perdagangan, juga untuk konservasi terumbu karang.
Berdasarkan jenis pakannya, komoditas akuakultur secara alamiah dikelompokan menjadi 3 golongan :
  1. Herbivora
Golongan herbivora adalah spesies akuakultur dengan makanan utamanya berupa tanaman ( nabati ) contoh gurami sebagai pemakan daun (makrovita ), kowan ( Ctenopharyngodon idella ), dan tawes ( Puntius javanicus ) sebagai pemakan rumput, ikan mola ( Hypophthalmichthys molitrix ) dan tambakan sebagai pemakan fitoplanton (mikrofita ), bandeng sebagai pemakan klekap, serta sepat ( Trichogaster sp ) sbagai penakan fitoplanton atau perifiton. Klekap adalah koloni makanan alami yang terdiri dari lumut, perifiton, dan benthos yang tumbuh didasar tambak. Spesies herbivora pemakan fitoplanton disebut pula sebagai herbivor microfiltering ( fitofagus )
2. Karnivora
Golongan karnivora adalah spesies akuakultur pemakan daging (hewani) sehingga hewan ini disebut ikan prdator. Contohnya adalah kerapu, kakap putih, betutu, belut, udang, dan lobster. Dalam akuakultur, ikan predator ini diberi pakan berupa rucah segar atau memangsa ikan lainnya dan ikan berukuran lebih kecil. Umumnya spesies predator relatif sulit menerima pakan buatan, antara lain berupa pelet. Kerapu dan kakap putih sudah bisa menerima pakan pelet melalui serangkaian pembelajaran makanan (weaning) .
3. Omnivora
Golongan omnivora adalah spesies akuakultur yang bisa makan segala jenis makanan. Makanan yang dikonsumsi spesies ini bisa sebagian besar dari kelompok nabati sehingga disebut ikan omnivora yang cenderung herbivora, contohnya ikan mas, nila, mujair, koki dan koi. Spesies golongan ini juga mengonsumsi makanan yang sebagian besar dari kelopok hewani sehingga disebut ikan omnivora yang mengarah ke karnivora, contohnya ikan lele, patin, sidat, udang windu, udang galah, udang vanamei, dan udang biru.
Komoditas ikan laut : kerapu macan, kerapu bebek, napolion, karang mutiara, dan rumput laut.
Komoditas ikan tawar : ikan mas, lele, gurami, nila, mujair, dan patin.
Komoditas air payau : udang windu dan bandeng.
Pemilihan spesies untuk akuakultur didasarkan kepada pertimbangan karakteristik biologi, dan pasar serta sosial ekonomi.
1. Pertimbangan biologi
Meliputi reproduksi, fisiologi, tingkah laku, morfologi, ekologi dan distibusi biota yang akan dikembangkan sebagai komoditas akuakultur. Beberapa pertimbangan biologi tersebut adalah :
a)      Kemampuan memijah dalam lingkungan bubidaya dan memijah secara buatan
b)      Ukuran dan umur pertama kali matang gonad
c)      Fekunditas
d)     Laju pertumbuhan dan produksi
e)      Tingkat trofik                            
f)       Toleransi terhadap kualitas air dan daya adaptasi
g)      Ketahanan terhadap stres dan penyakit
h)      Kemampuan mengonsumsi pakan buatan
i)        Konversi pakan
j)        Toleransi terhadap penanganan
k)      Dampak terhadap limgkungan
2. Pertimbangan ekonomi dan pasar
Pertimbangan konomi dan pasar lebih penting daripada pertimbangan biologi dalam memilih spesies untuk dikulturkan. Pertimbangan ekonomi dan pasar dalam memilih spesies mencakup beberapa hal, antara lain :
a)      Permintaan pasar
b)      Harga dan keuntungan
c)      Sitem pemasaran (marketing)
d)     Ketersediaan sarana dan prasarana produksi dan
e)      Pendapatan masyarakat
Domestika dan Introduksi spesies baru
A. Domestika spesies adalah menjadikan spesies liar ( wild species ) menjadi spesies akuakultur. Ada tiga tahapan domestikasi spesies liar, yaitu :
a)      1.mempertahankan agar bisa tetap hidup (survive ) dalam lingkungan akuakultur (wadah terbatas, lingkungan artifisial dan terkontrol)
b)      menjaga agar tetap bisa tumbuh
c)      3.mengupayakan agar bisa berkembangbiak dalam lingkungan akuakultur
B. Introduksi spesies adalah mendatangkan spesies akuakultur dari kawasan lain untuk meningkatkan jumlah jenis komoditas dan perbaikan genetis. Tujuan introduksi spesies baru adalah untuk meningkatkan produksi akuakultur, mendatangkan biota ikan hias dan biota sebagai filter biologis. Beberapa pertimbangan untuk mengintroduksi spesies baru adalah :
a)       spesies yang diintroduksi hendaknya sesuai dengan kebutuhan, tujuan introduksi juga harus jelas
b)       tidak menyaingi spesies native yang bernilai sehingga menyebabkan menurunnya bahkan punahnya populasi spesies native tersebut
c)      tidak terjadi kawin silang dengan spesies native sehingga menghasilkan hibrid yang tidak dikehendaki
d)     spesies yang diintroduksi tidak ditunggangi oleh hama, parasit, atau penyakit yang mungkin bisa menyerang spesies native dan
e)      5 spesies yang diintroduksikan dapat hidup dan berkembangbiak dalam keseimbangan dengan lingkungan barunya.
Sumber Daya Air
Berdasarkan kadar garamnya ( salinitas ), perairan dipermukaan bumi dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
1.      Perairan air tawar
Perairan air tawar terdapat didaratan mulai dari pegunungan, perbukitan, hingga daratan rendah dekat pantai, berupa :

v Danau
v Situ
v Waduk
v Sungai
v Saluran irigasi
v Mata air
v Sumur dan
v Air hujan

2.      Perairan payau
perairan payau berlokasi dimuara sungai dan pantai tempat terjadinya transisi dari kondisi air tawar ke kondisi air asin (laut), antara lain :
v Perairan payau dimuara sungai dan pantai
v Perairan payau dirawa
v Perairan payau dipaluh
3.      Perairan laut
Perairan air laut adalah perairan yang berada dilaut dan memiliki kadar garam berkisar antara 30-35 ppt. Berupa :
v teluk→ perairan laut yang menjorok masuk kedalam daratan
v selat→ perairan laut diantara dua atau beberapa pulau
v perairan laut dangkal→ umumnya berlokasi didekat pantai
Sistem Teknologi Akuakultur
Tujuan akuakultur adalah memproduksi ikan dan akhirnya mendapatkan keuntungan. Jika penanganan akuakultur dilakukan secara intensif maka, hasil yang diharapkan akan terlaksana dengan baik pula. Dalam akuakultur dikenal 13 sistem akuakultur yang sudah diusahakan untuk memproduksi ikan adalah :
1)      kolam air tenang    
2)      kolam air deras
3)      tambak
4)      jaring apung
5)      jaring tancap
6)      keramba
7)      kombongan
8)      penculture
9)      enclusure
10)  long line
11)  rakit
12)  bak-tangki-akuarium dan
13)  ranching (melalui restocking)
Sebagai contoh, sistem tambak dipilih untuk kawasan yang memiliki sumberdaya air payau seperti dekat muara sungai, pantai, rawa payau, atau paluh. Contoh lainnya adalah kolam air deras dipilih untuk kawasan yang memilki sumberdaya air berupa sungai jeram (sungai didaerah perbukitan atau penggunungan).
Sitem akuakultur ini juga bisa dikelompokan menjadi 2 yaitu :
Sistem akuakultur berbasiskan daratan ( land- based aquakultur ), terdiri dari kolam air tenang, kolam air deras, tambak, bak, akuarium, dan tangki.
Dan sistem akuakultur berbasiskan air ( water- based aquakultur ). Terdiri dari jaring apung, jaring tancap, keramba, kombongan, long line, rakit, pen culture, dan enclosure.
1)      Tambak
2)      Jaring apung
3)      Jaring tancap
4)      Keramba dan kombongan
5)      Sawah
6)      Pen culture (kandang)
7)      Sekat (enclosure)
8)      Longline dan rakit
9)      Bak, akuarium, tangki, dan resir
Sistem budidaya beserta komponen dan lokasi yang sesuai dengan sumberdaya airnya
Sistem
Komponen
Sumber Daya Air
Kolam air tenang
- Pematang
- Dasar kolam
- Pintu air masuk ( inlet )
- Pintu air keluar ( outlet)
- Saluran pemasukan air
- Saluran pembuangan air
- Sungai
- Saluran Irigasi
- Mata Air
- Hujan
- Sumur
- Waduk
- Danau
- Situ
Kolam air deras
- Dinding/pematang
- Dasar kolam
- Pintu air masuk
- Pintu air keluar
- Saluran pembuangan
- Saluran pembuangan
- Sungai daratan tinggi (pgunungan dan perbukitan)
- Saluran irigasi di dataran tinggi
Tambak
- Pematang
- Dasar tambak
- Pintu air masuk ( inlet )
- Pintu air keluar ( outlet)
- Saluran pemasukan air
- Saluran pembuangan air
- Muara Sungai
- Pantai
- Rawa Payau
- Paluh
Jaring apung
- Rangka
- Jaring
- Pelampung
- Jangkar + tambang
- Jalan inspeksi
- Rumah jaga
- Danau
- Waduk
- Teluk
- Selat
- Laguna
Jaring tancap
- Tonggak
- Jaring
- Rumah jaga
- Jalan inspeksi
- Danau
- Waduk
- Sungai
- Muara Sungai
- Teluk
- Selat
Keramba
- Dinding
- Dasar
- Atap
- Pintu
- Sungai
- Danau
- Waduk
- Saluran irigasi
Kombongan
- Dinding
- Dasar
- Atap
- Pintu
- Sungai
- Saluran irigasi
Sawah
- Dinding/pematang
- Dasar sawah
- Pintu air masuk
- Pintu air keluar
- Saluran pembuangan
-
Kandang (pen culture)
- Dinding
- Laut Dangkal Terlindung
- Teluk
- Selat
Sekat (enclosure)
- Teluk
- Sekat (Barrier)
- Pintu
- Laut Dangkal Telindung
- Teluk
- Selat
Longline
- Tambang
- Pelampung
- Jangkar/pemberat
- Laut Dangkal Terlindung
- Teluk
- Selat
Rakit
- Bambu
- Pelampung
- Jangkar/pemberat
- Laut Dangkal Terlindung
- Teluk
- Selat
Bak/akuarium/tangki
- Dinding
- Dasar
- Atap
- Lubang masuk/keluar
- Sumur
- Mata air
Resirkulasi
- Akuarium
- Tandon/pengendapan
- Wadah filter
- Pompa
- Saluran/selang air
- Sumur
Ranching
-
-