SUNGAI
Nama :
Ashar junianto
Stambuk :
I1A1 10 050
Prog.
Studi : M S P (B)

Sungai menurut jumlah airnya dibedakan :
- sungai permanen - yaitu sungai yang debit
airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah
sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi,
Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
- sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu
musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai
Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai
Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
- sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering
dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai
Kalada di pulau Sumba.
- sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya
hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama
dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya
belum tentu banyak.

- sungai konsekwen yaitu sungai yang arah
alirannya searah dengan kemiringan lereng
- sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran
airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen
- sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen
yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen
- sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya
tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan
- sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen
yang alirannya searah dengan sungai konsekwen

Sungai seringkali dikendalikan atau dikontrol
supaya lebih bermanfaat atau mengurangi dampak negatifnya terhadap kegiatan
manusia.
- Bendung dan Bendungan dibangun untuk mengontrol
aliran, menyimpan air atau menghasilkan energi.
- Tanggul dibuat untuk mencegah sungai
mengalir melampaui batas dataran banjirnya.
- Kanal-kanal dibuat untuk
menghubungkan sungai-sungai untuk mentransfer air maupun navigasi
- Badan sungai dapat dimodifikasi untuk meningkatkan navigasi atau diluruskan untuk
meningkatkan rerata aliran.
Manajemen sungai merupakan
aktivitas yang berkelanjutan karena sungai cenderung untuk mengulangi kembali
modifikasi buatan manusia. Saluran yang dikeruk akan kembali mendangkal,
mekanisme pintu air akan memburuk seiring waktu berjalan, tanggul-tanggul dan
bendungan sangat mungkin mengalami rembesan atau kegagalan yang dahsyat
akibatnya. Keuntungan yang dicari dalam manajemen sungai seringkali
"impas" bila dibandingkan dengan biaya-biaya sosial ekonomis yang
dikeluarkan dalam mitigasi efek buruk dari manajemen yang bersangkutan. Sebagai
contoh, di beberapa bagian negara berkembang, sungai telah dikungkung dalam
kanal-kanal sehingga dataran banjir yang datar dapat bebas dan dikembangkan.
Banjir dapat menggenangi pola pembangunan tersebut sehingga dibutuhkan biaya
tinggi dan seringkali makan korban jiwa.
Banyak sungai kini semakin
dikembangkan sebagai wahana konservasi habitat, karena sungai termasuk penting
untuk berbagai tanaman air, ikan-ikan yang bermigrasi, menetap, dan budidaya
tambak, burung-burung, serta beberapa


![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
|
|||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
|
||||||||||||||
|


Gambar 2 . Perubahan Penampang Sungai
Catatan :
A = Sungai masih bayi. Sempit dan curam
B = Sungai muda. Anak
sungainya bertambah
C = Sungai tua. Daerah alirannya semakin melebar dan berkelok
D
= Sungai sudah tua sekali.
![]() |
![]() |
||
![]() |
![]() |
Gambar
3 : Contoh beberapa sungai

Berdasarkan sifat badan airnya, tanah dan populasinya, sungai dapat
diklasifikasikan sebagai beikut :
1.
Hulu
Sungai
sungai yang memiliki karakteristik dangkal, sempit, tebing curam dan
tinggi, berair jernih, mengalir cepat dan mempunyai populasi yang kecil.
2.
Hilir
Sungai yang
memiliki karakteristik lebih besar, tebingnya curam atau landai, badan air
keruh, serta lairan air lambat.populasi ikan didalamnya cukup banyak, tetapi
jenisnys sedikit.
3.
Muara
Muara
merupakan bagian sungai yang berbatasan dengan laut. Memiliki cirri tebingnya
landai, badan air didalamnya keruh serta airnya mengalir lambat. Pada saat air
pasang air sunagi mengalir ke hulu, air di muara ini bersifat tawar sampai
payau. Ketinggian permukaan badan air sangat dipengaruhi oleh pasang dan
surutnya air laut.

sifat-sifat
sungai dapat dibedakan dua yaitu sifat fisika dan kimia
1.
Sifat fisika

a.
Pergerakan air
Aliran
air tergantung apda topografi lingkungan perairan tersebut. Sistem aliran air
pada tanah datar atau dataran rendah bergerak lambat dan bentuknya mantap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi arah kecepatan pergerakan air yaitu :
v Bentuk dasar sungai
v Lebar dan kedalaman sungai
v Keadaan dasar sungai
v Kemiringan sungai
b.
Suhu
Keadaan suhu diperairan sungai adalah sebagai
berikut :
v Keadaan suhu seragam pada seluruh lapisan
air, tetapi pada dasarnya tetap terjadi perbedaan, hanya perbedaannya sangat
kecil sehingga dapat diabaikan.
v Cenderung mengikuti suhu udara dan lebih
terbuka dari apda danau yang relative kecil.
c.
Kekeruhan
Kekeruhan yang terjadi pada system aliran air mengalir perbedaannya
sangat besar. Terjadinya kekeruhan dipengaruhi oleh partikel lumpur terhadap
faktor fisika dan kimia.
Adapun faktor fisika dan kimia
v Membatasi penetrasi cahaya
v Mengubah panas matahari
v Menyebabkan terjadinya pedangkalan sehingga
mengganggu aliran dasar sungai
v
Mengganggu kondisi dasar perairan

2. Sifat
kimia
a.
Gas-gas terlarut
Sehubungan dengan keadaan perairan sungai yang airnya bergerak maka
suplai oksigen terlarut relative tingi pada seluru lapisan air. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan oksigen di sungai antara lain :
v Suhu
v Kemiringan saluran
v Oksigen yang dilepaskan oleh atanaman air
v Jumlah oksigen yang digunakan untuk proses
perombakan bahan organic diperairan
b. Kelarutan
bahan padatan
v Kondisi atau keadaan daerah aliran sungai
sangat besar dan bergatung pada kelarutan bahan padatan.

![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Oleh :

I1A1 10 050
PROGRAM STUDI MAAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012