Cerpen ini
dibuat berdasarkan fakta kehidupan seorang manusia yang tadinya pahit kini
menjadi manis
Kupersembahkan Hasil
karyaku Untukmu
Dengan Judul :
Sayur Paria
tergantikan dengan Madu asli
Ditulis Oleh seorang mahasiswa perikanan
“Ashar Junianto”
(Sayur Paria tergantikan
dengan Madu Asli)
Oleh : Ashar Junianto
Ini
merupakan kisahku yang sudah lama aku ingin sampaikan kepada semua orang, baru
kali ini aku memilki kesempatan untuk mengungkapkannnya. Oh ya aku lupa Nama
lengkapku adalah Iksan Raya biasa
dipanggil Iccang oleh teman-teman maupun kelurga atau orang lain.
A
|
ku
terlahir didunia ini dari pasangan Yaman
Azis dan Harunia ya itulah nama ke dua orang tuaku. Ayahku adalah seorang
pekerja keras atau bisa di bilang wiraswasta dan suka minum-minum sedangkan
ibuku adalah ibu rumah tangga yang sering kena marah hampir setiap harinya oleh
ayahku akan tetapi kini keluarga kami menjadi harmonis. Pada waktu itu usiaku
baru puluhan tahun atau aku masih duduk dibangku SD, didalam keluarga aku
memilki 4 orang saudara kandung yang kesemuanya masih kecil. Mereka adalah Ashar
Junianto, Irma surya Ningsih, dan yang paling bungsu adalah Riski Anita Nur
aulia. Awalnya aku memiliki cukup harta kekayaan untuk dinikmati, akan tetapi
tuhan berkehendak lain tanpa disangka-sangka harta kekayaan tersebut sirna
bagaikan ditelan bumi. Disinilah awal penderitaan hidup keluargaku dimulai.
Ketika ayahku sudah insaf berbagai cobaan datang menyerang bagaikan singa
melihat mangsanya. Aku juga bingung mengapa ketika kita berada pada jalan yang
lurus maka rintangan dan cobaan pun datang mendaftarkan dirinya. “ Apakah itu sudah kehendak tuhan Tanya
diriku dalam hati.”
Diktat…diktat…diktat itulah suara
kaki iksan yang sering terdengar ditelinganya. Baginya sekarang suara langkah kaki
itu menjadi irama buat dirinya. Dengan ciri-ciri berpostur tinggi, hitam dan
kurus itulah diri iksan yang sering lalu lalang berjalan kaki. Hampir puluhan
kali Iksan lalu lalang dengan jarak 3 kilometer dari rumahnya, terkadang orang
menanyakan Iksan sesuatu begini pertanyaannya “Mengapa engkau Begitu kurus dan hitam ?” terkadang Iksan
menjawabnya dengan senyuman yang menjengkelkan, terkadang juga Iksan
menjawabnya karena penyakit atau kekurangan makanan, ya pertanyaan tersebut memang
menghina bahkan menyakitkan tetapi Iksan juga berfikir itukan fakta buat apa dia
harus marah pikir dibenaknya. Akan tetapi lama kelamaan pertanyaan tersebut
sirna dengan sendirinya. Ya mungkin orang-orang sudah bosan atau ah…..Iksan
malas memikirkannya yang jelas tidak ada lagi pertanyaan tersebut yang aku
jumpai dan sekarang Iksan menjadi senang
serta menjadi lebih kepedean berjalan didepan rumah orang.
Tanpa
terasa Iksan telah tamat dari SD Negeri 2 Mangolo, dan keinginannya untuk masuk
kejenjang pendidikan berikutnya begitu menggebu-gebu bahkan Iksan sudah tidak
sabaran lagi ingin mengenakan baju putih hijau di badannya. Akan tetapi fikiran
Iksan selalu terganggu dengan kondisi ekonomi keluarganya. Kini Iksan dan keluarganya
sudah semakin menderita saja bahkan untuk makan saja mereka sering mengutang
kepada orang lain. Dengan semangat yang tinggi Iksan rela banting tulang
bekerja demi untuk makan bahkan bersekolah ,Iksan mengerti bahwa orang tuanya
tidak akan sanggup untuk membiayai dirinya bahkan untuk makan saja sangat sulit
bagi keluarga mereka. Ditambah lagi ayahnya yang sudah sakit-sakitan akibat
selalu bekerja keras dan ibunya yang tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
Tanpa sepengetahuan orang tuanya Iksan terkadang pergi menambang pasir atau
mengumpulkan kotoran binatang untuk dijual. Ya kedengarannya memang menjijikan
akan tetapi itu tak di hiraukan oleh Iksan yang jelas pekerjaannya itu halal.
Sepulang bekerja tiba-tiba ada yang menawarkan Iksan untuk memetik cengkeh
dikebunnya wah, itu adalah tawaran yang bagus tanpa berfikir panjang lagi Iksan
menerima ajakan tersebut lumayan untuk menambah penghasilan sehari-hari
sekaligus untuk biaya sekolah. Hari demi hari Iksan lalui pekerjaanku itu dan
hasilnya juga memuaskan.
Ketika
uangnya cukup untuk bersekolah . Akan tetapi tuhan berkehendak lain lagi,
tiba-tiba saja ada orang bertubuh besar datang menghampiri keluarga mereka ayahnya mendapat tagihan yang begitu tegas
oleh si penagih, kata-katanya pun begitu sakit begini perkataanya “ Sekarang bayar utang kalian, apakah kalian
tidak malu hah, “dengan sergap ayah
Iksan pun menjawab “kami minta maaf, kami
belum mempunyai uang”. Si penagih tersebut mulai mengeluarkan kata-kata
yang kasar “kalau begitu jual saja tubuh
istrimu itu, atau biarlah anak perempuanmu itu menjadi jaminannya.”
Keluarga kami mulai dihiasi isak tangis , dengan suara lantang Iksan berteriak
, “Hai manusia kaya tidak bisakah ucapan
mu itu dengan sopan?” dengan terpaksa Iksan memberikan uang tersebut untuk
melunasi utang ayahnya, hatinya sangat sakit ketika orang tua Iksan
dibentak-bentak bahkan dicemohkan hanya karena utang yang tidak sepadan dengan
kata-katanya itu ditambah lagi ibunya yang sudah banyak mengeluarkan air mata.
“ tiba – tiba Iksan mengeluarkan kata-kata yang begitu keras untuk kedua
kalinya “hai orang kaya tidak bisa kah
kamu menagih dengan sopan santun? apakah
perkataanmu itu dapat menggantikan utang ayahku tentu tidak, jika hari ini aku
melunasi utang ayahku mampukah kamu menarik kembali ucapan hina mu itu dari
keluarga kami”. Penagih tersebut diam dan membungkuk, dengan kesal Iksan
mengusir penagih tersebut dari rumahnya, hingga akhirnya ia keluar dengan penuh
penyesalan.
Air
mata Iksan pun berlinang sempat dihapus dengan tangan kirinya lantaran
banyaknya air mata yang keluar, ditambah lagi ketika ayah dan ibunya datang
memeluknya sambil berkata “Nak maafkan
kami”. Disaat kejadian itulah, Iksan tidak lagi memiliki keinginan untuk
bersekolah. Dibenaknya sekarang dia harus membantu kedua orang tuanya.
Hari
demi hari berjalan begitu cepat, sekarang genap 2 tahun Iksan menganggur, orang
tuanya semakin tua dan sering sakit-sakitan akan tetapi beliau tidak
menghiraukannya, mereka bekerja apa saja yang penting halal, bahkan mulai dari
memikul batang kelapa dengan ukuran 4 meter dengan harga Rp.1500 per batang,
menambang pasir sampai menjual kotoran kambing pun sudi mereka lakukan hal itu
demi makan setiap harinya. Perkataan dan hinaan orang tak lagi menjadi masalah
buat mereka bahkan keluarga dekat ayah atau ibunya sudah menjauh lantaran
melihat mereka dalam kemiskinan. Setiap ada acara keluarga mereka pun jarang di
undang bahkan keluarga mereka di pandang sebelah mata. Iksan juga bingung
apakah orang jaman sekarang senangnya sama orang kaya saja ya..!
Ayahnya
sering memberikan sebuah nasehat bahwa “Tuhan
itu tidak buta, tuhan dapat memberikan keajaiban hanya dengan sekejap saja”
biarkanlah orang ,menghina kita asalkan kita jangan membalasnya,
perkataanya itu yang membuat Iksan terus mengingatnya..
Hingga
di suatu hari mereka mendapatkan pekerjaan
bangunan oleh seorang guru SMP yang bernama Pak Masri. Ayahnya pun
menerima pekerjaan tersebut. Keesokan harinya mereka kesana untuk bekerja. Dengan
berjalan kaki dari rumah sejauh 3 kilometer tiba-tiba saja di jembatan yang
terbuat dari kayu tua ada sebuah mobil yang hendak memberi mereka tumpangan, “Syukur
Alhamdulillah” kata ayahnya Iksan pun juga ikut-ikutan mengucapkannya. Di dalam
mobil Iksan tersenyum kecil mengapa? Soalnya baru pertama kali dia menaiki
mobil mewah, bahkan fikirannya sampai melayang-melayang” Seandainya aku juga
bisa seperti ini pasti orang tuaku pasti bangga denganku” ucap Iksan dalam
fikiran, maklum orang miskin punya cita-cita
tinggi, sedangkan ayahnya sedang berbincang-bincang dengan pemilik mobil. Setelah
tiba, Iksan tercengang, raut wajahnya yang tadinya selembut sutera berubah
menjadi tikar kasar yang tak pernah dicuci. Ayahnya memandangi Iksan dengan
perasaan bingung. “Nak ada apa dengan
dirimu” Tanya ayahku. “Eh…n n.nn nda papa ayah” jawab dengan perasaan masih
tercengang. Oh aku kira kamu kenapa-kenapa, balas ayah Iksan. Disaat itu Iksan
tercengang, karena ternyata tempat yang bakal Iksan kerjakan jaraknya sangat
dekat dengan SMPN 1 Latambaga yang merupakan sekolah yang Iksan rencanakan akan
masuki.
Mereka
pun mulai bekerja, tapi dibenak Iksan masih ada perasaan takut bercampur malu, Iksan
ketakutan karena jangan sampai ada teman dari SDnya melihatnya. Bahkan ayahnya memanggilnya berkali-kali Iksan tak
mendengarnya, nanti setelah ayahnya memukul kan palu diatas sebuah kaleng baru Iksan
mendengarnya, “Ya ada apa ayah” jawab dengan pernyataan sergap, “Nak sebenarnya kamu ini kenapa dari tadi
ayah perhatikan sikapmu aneh-aneh saja, apa kamu sakit” . Iksan tidak
menjawabnya. Ya sudah tolong ambilkan
ayah paku yang berada diatas meja itu”. Iksan terdiam. Sempat juga Iksan
perhatikan tetangga rumah tertawa kecil. Mungkin ayah benar tentang sikapku.
Aku pun mencoba untuk fokus bekerja. Ucap Iksan dalam hati.
Tak
terasa waktu telah menunjukkan pukul 12.30 dan bel pulangpun dibunyikan. Sempat
Iksan bersembunyi dibalik batu bata yang belum diplaster, memperhatikan siswa
SMP yang keluar berhamburan di gerbang pintu sekolah, dikala itu juga Iksan
memperhatikan teman-teman SDnya. Iccang..Iccang sahut ayahnya, Ya pak ….Iksan
pun menghampiri ayahnya…. Setelah beberapa menit bersama bapak ,ketika Iksan
membalikkan badannya ia pun tercengang kembali sesosok tubuh berdiri tegap
didepan pintu rumah, orang tersebut tak lain adalah teman SDnya sendiri. Sempat
Iksan berfikir dari mana dia melihatku, dia bagaikan hantu yang muncul
tiba-tiba di siang bolong. Ya dia Hasna yang merupakan satu ruangannya di
bangku SD. Kebingungan menjadi bertambah pada diri Iksan. Ketika dia mulai
melemparkan pertanyaan, Iksan kamu sedang apa disini, Iksan mencoba menjawabnya
dengan perasaan rileks, hm.. aku sedang
bekerja dengan ayahku, kamu baru pulang ya hasna?” hasna menjawab oh, ya
aku barusan pulang, sebenarnya tadi nyaris aku hendak pulang akan tetapi
setelah aku memperhatikan rumah ini terlihat kamu, jadi aku mampir buat pastikan
apakah benar itu adalah kamu atau tidak
Oh……..begitu
jawab ucap Iksan sambil menggoyangkan kepala, tiba- tiba dia bertanya lagi
ngomong-ngomong kenapa kamu tidak bersekolah ? Sebenarnya…sambil melirik ke
bapak Iksan…oh sebenarnya karena ekonomi keluargaku yang lemah sehingga aku
tidak dapat bersekolah…”sambung hasna sayang sekali padahal kamu anak yang pintar…oh
ya Iksan kalau begitu aku pamit pulang dulu..soalnya aku nanti dicari ibu..Kata
Hasna. Oh ya silakan jawab Iksan.
Setelah
Hasna dan siswa-siswa lain sudah pulang tinggal Iksan dan ayahnya yang tersisa.
Kini ayah Iksan turun dari atap rumah untuk beristirahat. Mereka pun membuka
bekal dari rumah yang dimasakin ibu.. walaupun makanan mereka adalah nasi dan
indomie, akan tetapi mereka tetap senang dan bersyukur.”.pak makan disini ternyata enak juga ya” jawab Iksan
sambil mengunyah makanan. Dalam hidup ini ada 4 tempat makan yang paling
mengasikkan menurut Iksan yang pertama makan di laut, kedua makan dihutan atau
dikebun dan yang terakhir adalah makan di tempat bekerja.
Setelah
makan Iksan sedikit berbincang-bincang dengan ayahnya. Kemudian ayahnya
bertanya yang tadi itu temanmu yah..”betul pak” sahut Iksan. Kamu nda malu ya
nak, teman-teman kamu bersekolah kamu tidak “kata bapak sambil mengeluarkan air
mata kecil di pipinya. Kenapa harus malu pak, inikan bukan kehendak saya,ya
walaupun keinginan saya begitu besar untuk masuk kesekolah, tapi saya lebih
bahagia membantu bapak. Dengan tersenyum bapak memegang kepala Iksan, dan
berkata” Nak, pesan bapak sebelum meninggal jangan pernah kamu malu dengan
pekerjaan yang kamu lakukan selama pekerjaan itu halal, dan tuhan itu tidak
buta, tuhan maha bijaksana bagi hambanya, ingat itu” ya pak sahut Iksan.
Baiklah ayo kita kembali bekerja. Kini Iksan lebih bersemangat mungkin
kata-kata Ayahnya tadi yang buat Iksan bersemangat.
Sekarang
menunjukkan waktu shalat, mereka pun hendak mengambil perlengkapan shalat di
dalam tas warna hitam yang robek , walaupun begitu itu merupakan tas kesayangan
Ayah Iksan . Mereka pun melakukan shalat berjamaah bersama. Usai shalat mereka mulai
menyiapkan perkakas untuk pulang kerumah.
Setiba
dirumah, Iksan pun langsung mencuci kaki dan melompat ke tempat tidur, Iksan melakukan
hal tersebut karena ke capean.. Sebelum tertidur Iksan sempat berangan-angan.
Enaknya jika aku bersekolah, memakai baju seragam, jalan bersama teman-teman,
bahkan bercanda bersama-sama pula, ya Allah tolong berikan mukjisat pada diri
hamba ini, selepas itu Iksan pun tertidur.
Selang
beberapa jam Iksan tertidur, Iksan merasa rambutnya seperti ditarik-tarik, Iksan
pun langsung bangun ternyata itu adik kecilnya yang manis hendak membangunkannya.
Iksan pun tersenyum sambil menggendongnya, membawanya menghampiri ibunya. Bu
aku pergi mandi dulu. Ibunya hanya memberikannya bahasa isyarat yang menyatakan
iya. “wow dingin sekali air ini mungkin karena aku jarang mandi sehingga
menyentuh air pun aku merasa kedinginan. Selepas mandi IKsan bersiap-siap
kemasjid untuk melakukan shalat magrib. Oh ya aku lupa menyampaikan bahwa Iksan
adalah juru adzan dikampungnya . Iksan ditunjuk oleh pak iman waktu itu ,
sebenarnya masih ada teman Iksan yang suka adzan juga, dia bernama ismail.
Setiap magrib mereka biasa berlomba untuk adzan, kebetulan rumah mereka
berdampingan. Bagi mereka berdua siapa yang duluan dia yang dapat… konyol juga
bahasa mereka itu. Tapi itu tidak membuat mereka untuk bertengkar.
Keesokan
harinya usai kerja bersama ayahnya, pada waktu itu mereka pulang cepat, bapak
hendak ketempat lain karena suatu hal. Tinggal ibu dan Iksan yang ada dirumah
adik-adiknya yang lain pergi bersekolah, sedangkan adiknya yang paling bungsu
sedang dirumah tetangga. Tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian dinas,
berkulit putih dan agak tinggi menghampiri rumah mereka. Mereka pun agak
was-was jangan sampai terjadi apa-apa pada adik ku. Setelah didepan pintu
terdengar ucapan Assalamu Alaikum” oleh bapak itu . walaikum salam sahut ibu
IKsan dari horden berwarna hijau. Ada apa pak,” sahut ibunya. Perkataan orang
tersebut mulai terdengar, begini bu saya
ini merupakan salah satu guru dari SMPN 1 Latambaga yang datang ingin membantu
ibu. Kalau boleh tahu bantuan apa pak” sahut ibuku. Begini bu kebetulan
sekolah kami mendapatkan program beasiswa RETRIVAL, dalam beasiswa ini kami
mencari anak-anak yang memiliki kepintaran dalam bidang akademik. Saya
dengar-dengar informasi dari orang-orang bahwa ibu memiliki anak yang bisa
dalam akademik tersebut. Oh begitu ya pak, kalau begitu tunggu sebentar saya
akan panggilkan anak saya.
Setelah
beberapa saat terdengar suara ibu dari dalam rumah Iccang…Iccang keluar dulu nak!. Mendengar
teriakan ibu saya langsung masuk kedalam rumah, padahal saya lagi asyik
membuatkan anak-anak mobi-mobilan dibelakang rumah. “ya bu ada apa?. Duduk dulu
sebentar kata ibu. Pak silakan jelaskan pada anak saya tentang keperluan bapak
datang kesini. Terima kasih bu, begini nak saya datang kesini untuk menawarkan
sesuatu yang penting bagi kamu, sebelum saya menyampaikan hal tersebut terlebih
dahulu saya ingin bertanya apakah kamu masih memiliki keinginan untuk
bersekolah?. Mendengar perkataan guru tersebut, hati Iksan sangat
berdebar-debar bagaikan genderang mau perang seperti lagu yang diciptakan Ahmad
Dhani. Dalam hatinya terasa bingung penuh pertanyaan membingungkan. Tiba-tiba IKsan
terkejut, “kenapa nak” sahut ibunya. Ehm..ehm jadi begini pak sebenarnya dari
dulu saya ingin sekali bersekolah tapi untuk sekarang saya tidak lagi memiliki
kemauan, soalnya aku malu, aku sudah 2 tahun menganggur. Guru itu tertawa
terbahak-bahak…. Sedangkan Iksan dan ibunya menatap penuh kebingungan kepada
guru itu. Ibunya terdiam sejenak dan langsung masuk kedalam dapur untuk membuat
minuman .
Oh..
jadi itu masalahnya sekarang kamu tidak mau lagi bersekolah. Aduh..aduh…ha..ha
baik, jadi, begini nak jangan jadikan sesuatu itu sebagai hambatan tapi jadikan
sesuatu itu sebagai cobaan yang membagun. Mendengar ungkapan guru itu Iksan
jadi bingung raut wajahnya terasa kusam. Tapi guru tersebut melihat Iksan
dengan senyuman yang mengandung makna mendalam. Guru itu mulai lagi berpidato,
nak aku tahu kamu telah 2 tahun menganggur tapi, cobalah untuk berfikir
kedepan, coba bayangkan kondisi kamu sekarang, berfikirlah bahwa kamu akan
membahagiakan kedua orang tuamu. Mendengar ungkapan tersebut, Iksan langsung
terhipnotis dan timbul pemikiran yang menganggap benar perkataan guru itu.
Iksan
terdiam sejenak, mulutnya akhirnya mulai berbicara. “Bu bagaimana ini apakah
aku harus bersekolah bag….ai….belum sampai bicara IKsan terdengar suara
permintaan salam, “Assalamu alaikum” kami pun menjawabnya “walaikum salam”.
Ternyata itu adalah ayah iksan yang baru saja pulang dari urusan. Iksan pun
langsung mengambil kursi dari dalam kamar untuk Ayahnya
Guru
itu mulai berbicara lagi, dia mengatakan hal yang sama kepada Ayahnya mengenai
bersekolah. Ayahnya hanya mengangguk-angguk, mendengarnya. “Pak setujukah, jika
aku bersekolah lagi?”sahut Iksan. Sebenarnya dalam hati bapak dia tidak
menyetujui kalau Iksan bersekolah tapi, untuk menghormati guru tersebut, beliau
mengatakan boleh. “Kalau begitu esok kamu harus kesekolah”, sahut guru itu.
Hah, Iksan terkejut mendengarnya, guru itu akhirnya berpamitan dan keluar dari
rumah mengendari motor JRD yang biasa dibilang orang-orang motor Jagonya Rusak
Duluan. Hm ada-ada saja.
Malam
harinya Iksan bertambah panik. Iksan mondar-mandir diruang tamu sambil berfikir
sesuatu. Bapaknya hanya memperhatikan dengan raut yang agak bingung. Beliau pun
mengampiri iksan. “Sebenarnya ada apa nak, dari tadi ayah perhatikan kamu
mondar-mandir terus seperti angkot saja”. Iksan pun menjawab, “pak aku sekarang
lagi bingung dimana aku harus mendapatkan seragam sekolah untuk esok”, oh itu,
kenapa tidak bilang dari tadi, kamu mau bapak ngasih solusinya, mau…mau “jawab
iksan dengan sergap. Oke, begini karena untuk membeli seragam kita pasti
kesulitan, maka dari itu coba kamu nak meminjam punya temanmu barangkali di
antara teman-teman mu itu ada yang memiliki seragam berlebih….oh ya benar juga
ya pak, kenapa aku tidak terfikiraan dari tadi…. Baiklah pak,, aku pamit dulu
assalamu alaikum,,,walaikum salam jawab ayah iksan….sambil menggeleng-gelengkan
kepalanya anak itu semangat sekali….
Dirumah
temannya, ….terdengar suara iksan melantungkan salam…assalamu alaikum
akbar,,,akbar,,,??? ya terdengar suara akbar dari dalam….walaikum
salam…..sambil membuka pintu…eh iksan ada apa malam-malam gini….begini
bar…seragam sekolah kamu ada nggak yang berlebih,,,, tolong pinjamin….hm kamu
mau apain…”sahut Akbar” panjang ceritanya, yang jelas tolong pinjamin dulu….oh
ya ada tapi hanya bajunya yang ada ….gimana yah…kalau begitu biar saja….”kata
iksan”. Oke kalau begitu ini,,,terima kasih akbar…aku pergi dulu… setelah iksan
pergi. Akbar sempat bingung, dan berkata..ada apa dengan itu? Aneh baget,,tapi
sudahlah…diperjalanan iksan sempat terfikir dimana ya aku harus meminjam
sebagian lagi….ribet banget yah….tapi dengan semangat iksan percaya diri dan
akhirnya mendapatkan ide cemerlang…aku tahu harus mau kemana”kata iksan”. Iksan
pun melaju kerumah temannya yang lain yang bernama asrul… disitulah iksan
mendapatkan seluruh seragam yang diinginkan.
Keesokan
harinya pagi-pagi sekali iksan sudah mandi dan cepat-cepat ingin
kesekolah..maklum baru pertama kali masuk sekolah….bahkan sarapan pagi pun
sudah tidak dihiraukannya,,, bu pak iksan pamit dulu assalamu alaikum… walaikum
salam sahut kedua orang tuanya. Anak itu semangat sekali ya bu… iya betul itu
pak.
Setibanya
disekolah iksan mulai gugup…karena melihat banyak siswa yang
mondar-mondir….kebetulan pada hari itu adalah hari senin…. Pintu pagar pun
hamper terkunci…tiba-tiba iksan diteriaki oleh penjaga sekolah cepat-cepat
upacara akan segera berlangsung..iksan pun merasa senang karena seakan-akan ia
sudah menjadi siswa seutuhnya…sesampainya dibarisan ia mulai bingung…iksan
bingung mau berbaris dimana sedangkan teman-temanya yang lain…memiliki atribut
masing-masing kelas. Ia pun terdiam sejenak…tiba-tiba ada suara panggilan
seorang teman yag tidak dikenalnya dan bertanya…kamu kelas satu bagian apa…ia
hanya terdiam karena belum tahu kelas bagian-bagian…hm..akhirnya ia pun berucap
begini sebenarnya aku baru masuk jadi saya belum tahu kelas saya. Oh kalau
begitu kaum berbaris saja dikelas ini okey..kata “Temanya” oh ya baik terima
kasih “kata iksan” sama-sama kata temannya. Tinggal beberapa menit lagi upacara
dimulai…terdengar suara sumbang dari arah jauh yang letaknya disamping kanan
iksan….iksan..iksan. ia pun menoleh dan tercengang…ternyata yang memanggilnya
adalah teman sewaktu SD nya 2 tahun silam ia pun mulai merasa malu dan tidak
percaya diri karena diperhatikan oleh siswa-siswa lain dari kelas 3..iksan
hanya tersenyum tidak tulus kepada temannya…iksan pu seakan-akan mengindari
temannya karena dia merasa malu.
Akhirnya
setelah upacara selesai iksan berbicara lagi dengan teman yang baru dikenalnya.
Akhirnya mereka pun berkenalan bahkan iksan sempat diantar keruang guru untuk
menghadap kepada guru yang menyuruhnya bersekolah tempo hari. Setelah diantar
basroin atau temannya tadi itu meminta pamit kepada iksan. Setelah terjadi
percakapan dengan gurunya iksan ditempatkan diruangan 1 A. ketika memasuki
kelas ia merasa asing karena tak satupun dari siswa diruangan itu dikenalnya.
Pelajaran pun dimulai kebetulan pada hari itu pelajaran pertama adalah bahasa
inggris. Iksan pun merasa gemetaran, hal ini bias kita lihat pada pena iksan
yag gemetar.. tidak tahu itu kenapa. Padahal dia merasa takut soalnya pelajaran
bahasa inggris itu adalah pertama kali buatnya.
Setelah
beberapa menit guru pun mempersilahkan kepada siswa-siswanya untuk
memperkenalkan diri dalam teks bahasa inggris…moment inilah yang membuat iksan
tambah takut, akan tetapi setelah ia mendengar ungkapan perkenalan temannya
dalam bahasa inggris ia sempat terfikir dan menghayal kapan ya aku bias seperti
dia,
Bel
istirahat pun dibunyikan,, iksan merasa bingung ia mau kemana, akhirnya ia pun
memutuskan untuk tinggal didalam ruangan sambil mencoret-coret bukunya dengan
gambar kartun yang merupakan idolanya. Beberapa saat kemudian tiba-tiba datang
seorang gadis bernama fitri yang mengajak iksan untuk berkenalan. “boleh
kenalan? Kata gadis itu. Dengan wajah yang malu-malu dan mulai merah iksan pun
menjawab dengan nada yang pelan boooleh…
Akhirnya
iksan memiliki teman baru di sekolahnya, sejalan dengan waktu iksan pun mulai
merasa bahwa dia benar-benar telah sekolah. Bahkan dia telah akrab dengan
banyak teman. Lanjut kisah iksan pun mulai dikenal banyak siswa mulai dari
siswa kelas 1 sampai 3. Hal ini terjadi karena iksan memiliki kepandaian dalam
bidang akademik.
Singkat
cerita iksan pun kini menduduki kelas 3 dan dia memiliki jabatan sebagai ketua
kelas. Popularitas iksan semakin memuncak sejak saat itu, walau begitu iksan tetap tidak sombong
malahan dia tetap pada karakternya yang pendiam dan lugu. Bahkan dia merasa
bahwa yang dia dapatkan selama ini dari cobaan yang dihadapinya memiliki hikmah
yang begitu besar. Dan tuhan telah memberikan faktanya.
Setelah
menjalani bangku sekolah beberapa tahun silam, akhirnya yang dinanti-nantikan
telah tiba, yakni pengumuman pelulusan untuk kelas 3. Disinilah puncak
ketegangan iksan mulai muncul was-was yang tinggi datang menyelimuti iksan
waktu itu. Akan tetapi Allah telah memberikan iksan kemukjisatan yang luas
biasa dalam pelulusan itu hanya 13 orang saja yang dikategorikan lulus. Salah
satunya adalah iksan. Air mata berlinang membasahi lantai yang terbuat dari
tehel. Akan tetapi banyak juga teman-teman yang merasa gagal dan merasa kecewa
pada dirinya sendiri.
Akan
tetapi satu kendala yang bakal dihadapi oleh iksan yakni masuk kejenjang
selanjutnya, yakni masuk ke SMA. Namun menurut iksan itu bukanlah suatu kendala
katanya. “Dia bahkan mengatakan lebih baik saya jangan sekolah kebanding
memasak kedua orang tua. “. Akan tetapi Allah berkehendak lain. Tiba-tiba saja
datang seorang laki-laki dari keluarga nya menawarkan kepada iksan untuk
bersekolah bahkan bakal membiayainya hingga keperguruan tinggi, dengan satu
syarat iksan harus tinggal dirumah pamanya itu. Namun apa yang terjadi iksan
menolak, dia memiliki gagasan tersendiri kenapa dia menolak tawaran itu. Setelah
di Tanya akhirnya dia mengungkapkan isi hatinya, “saya tidak akan meninggalkan
keluargaku ini, karena hanya saya yang bisa membantu mereka”.
Mendengar ungkapan iksan kedua orang tuanya meneteskan air mata begitupun
pamannya itu. Dan akhirnya penawaran pamannya tidak terlaksana dengan
semestinya.
Waktu terus berjalan dan akhirnya,
terjadi sesuatu yang tidak terfikirkan sebelumnya. Apa itu?. Iksan akhirnya
masuk kejenjang SMA. Namun untuk masuk kesana tidaklah gampang .iksan harus
dipimpong kesana-kemari untuk meminjam uang kepada keluarganya bahkan ada
beberapa sumbangan yang masuk dari keluarga lain. Walau begitu iksan tetap
tidak malu dengan basic masuknya ke SMA. Malahan dia tetap bersyukur dan
berjanji akan mambantu orang-orang yang telah membantunya.
Setelah menginjakan kakinya ke
jenjang pendidikan atas. Dia merasa mimpi dengan itu, mengapa ? karena tidak
terfikir sebelumnya akan hal itu. Akan tetapi iksan tetap percaya diri dan
berjanji akan betul-betul bersekolah
demi untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Seiring berjalannya waktu adapatasi
dengan tema-teman semakin baik, bahkan iiksan sempat berkenalan ddengan guru
yang merupakan wali kelasnya. Guru itu sangat baik pada iksan, guru itu bernama
syahria nur. Setiap pembayaran SPP guru itu yang sering membantunya, bahkan
teman-teman iksan mulai cemburu namun hal itu iksan sudah ketahui, akan tetapi
tidak ada niat-niat jelek antara guru dan siswanya. Guru itu pernah datang
kerumah iksan sewaktu iksan sakit dan sempat memperhatikan kondisi rumah serta
keluarga iksan. Disitulah bu syahria memiliki simpati kepad iksan. Bahkan iksan
mulai berfikir bahw suda merasa tidak enak dibantu secara terus-menerus.
Suatu hari iksan datang kerumah bu
syahria untuk mengatakan bahwa iksan
sudah tidak enak dibantu lagi. Karena menganggap dirinya telah
merepotkan bu syahria, namun balasan yang dihanturkan kepada iksan bahwa dia
aka tetap membantunya. Disinilah iksan mencurahkan airmatanya dan merasa
terpukul selama ini. Bahkan setelah kejadian itu dia bertekad untuk tidak
mengecewakan guru tersebut.
Singkat cerita ,Seiring berjalannya
waktu iksan pun sudah menduduki kelas 3 dan tidak lama lagi akan menghadapi
ujian Nasional. Detik-detik itulah iksan mengeluarkan semua energinya untuk
belajar dan focus menghadapi ujian. Hal ini dilakukan selain untuk tidak
mengecewakan kedua orang tuanya dan orang-orang yang telah membantunya. Tanpa
terasa hari ujian pun dimulai setelah mengikuti masa ujian selama beberapa hari
akhirnya ujian pun berakhir. Tinggal menunggu pengumuman yang sebentar lagi
akan diterbitkan.
Malam itu iksan sedang duduk bersama
keluarganya, tiba-tiba pesan lewat ponsel masuk “isinya sebagai berikut : maaf
ya teman-teman masih ada tahun depan”. Pesan singkat itu yang membuat iksan
merasa terpukul dan was-was. Bahkan dia menyampaikan kepada ayahnya bahwa maaf
pak aku tidak lulus, teman saya memberikan saya infornasi seperti itu mendengar
perkataan iksan ayah iksan malahan mengatakan bahwa kita lihat saja besok,
kebetulan esok adalah hari pengumuman ujian.
Mendengar
perkataan ayahnya iksan merasa sudah baikan. Dan akhirnya tiba hari esok.
shubuh-shubuh sekali iksan sudah bangun untuk berdoa meminta bantuan kepada
Allah . setalah mandi iksan berpamitan dengan kedua orangtuanya dan meminta doa
kepada orang tuanya . tiba disekolah iksan tidak banyak bicara dia seakan-akan
ditutup mulutnya oleh kain. Belum sampai
dikelasnya iksan pun ditegur oleh temannya katanya iksan dipanggil
keruang guru. Perasaan iksan mulai tidak enak, setelah bertemu guru yang
memanggilnya iksan bertambah gugup dan merasa takut dengan hasil ujiannya. Guru
itu mengatakan bahwa “ kenapa nilai-nilai ujianmu begitu rendah?”. Iksan tidak
menjawab pertanyaan guru itu karena gugup. Bahkan iksan sempat mengambil
kesimpulan 100 % bahwa dia tidak lulus. Setalah rapat pertemuan dengan gurunya
itu hasil pengumuman pun tiba, semua
anak kelas 3 berbaris didepan kantor . kebetulan pada waktu itu yang umumkan
adalah seorang polisi iksan juga tidak
tahu kenapa harus polisi yang mengumumkannya. Polisi itu mulai berbicara dan
mangatakan sebenarnya lulus semua namun karena peraturan baru terpaksa banyak
yang harus tidak lulus. Siswa pun histeris terutama dari kaum hawa. Untungnya
saja pengumumannya dalam bentuk amplop sehingga siswa tidak harus mendengarnya
namun melihat dan membacanya sendiri. Tiba giliran iksan untuk mengambil amplop
lama iksan membuka amplop tersebut. Bahkan dia sempat berfikir sejenak
seandainya dia tidak lulus apa yang harus iksan lakukan. Masih berangan-angan
tiba-tiba ilham yang merupakan temanya mengambil amplop iksan secara tib-tiba
dan membuka. Apa yang terjadi dia mengatakan bahwa iksan lulus begitupun dengan
ilham dia juga lulus akhirnya mereka berpelukan dalan kondisi yang haru. Namun
dalam kondisi haru tersebut teman-teman iksan yang merupakan sahabat karibnya
kebanyakan yang tidak lulus.
Namun
begitu iksan tetap merasa sedih selain
untuk temannya iksan juga sudah mengetahui bahwa dia tidak akan menginjakan
kakinya keperguruan tinggi karena biaya yang sangat mahal. Namun Allah
memberikan yang terbaik pada iksan. Mukjisat yang diberikan adalah iksan
mendapatkan kesempatan masuk keperguruan tinggi malalui jalur BIDIK MISI.
Syukur Alhamdulillah kata iksan….. (J H Q).


Cerpen ini
dibuat berdasarkan fakta kehidupan seorang manusia yang tadinya pahit kini
menjadi manis
Kupersembahkan Hasil
karyaku Untukmu
Dengan Judul :
Sayur Paria
tergantikan dengan Madu asli
Ditulis Oleh seorang mahasiswa perikanan
“Ashar Junianto”
(Sayur Paria tergantikan
dengan Madu Asli)
Oleh : Ashar Junianto
Ini
merupakan kisahku yang sudah lama aku ingin sampaikan kepada semua orang, baru
kali ini aku memilki kesempatan untuk mengungkapkannnya. Oh ya aku lupa Nama
lengkapku adalah Iksan Raya biasa
dipanggil Iccang oleh teman-teman maupun kelurga atau orang lain.
A
|
ku
terlahir didunia ini dari pasangan Yaman
Azis dan Harunia ya itulah nama ke dua orang tuaku. Ayahku adalah seorang
pekerja keras atau bisa di bilang wiraswasta dan suka minum-minum sedangkan
ibuku adalah ibu rumah tangga yang sering kena marah hampir setiap harinya oleh
ayahku akan tetapi kini keluarga kami menjadi harmonis. Pada waktu itu usiaku
baru puluhan tahun atau aku masih duduk dibangku SD, didalam keluarga aku
memilki 4 orang saudara kandung yang kesemuanya masih kecil. Mereka adalah Ashar
Junianto, Irma surya Ningsih, dan yang paling bungsu adalah Riski Anita Nur
aulia. Awalnya aku memiliki cukup harta kekayaan untuk dinikmati, akan tetapi
tuhan berkehendak lain tanpa disangka-sangka harta kekayaan tersebut sirna
bagaikan ditelan bumi. Disinilah awal penderitaan hidup keluargaku dimulai.
Ketika ayahku sudah insaf berbagai cobaan datang menyerang bagaikan singa
melihat mangsanya. Aku juga bingung mengapa ketika kita berada pada jalan yang
lurus maka rintangan dan cobaan pun datang mendaftarkan dirinya. “ Apakah itu sudah kehendak tuhan Tanya
diriku dalam hati.”
Diktat…diktat…diktat itulah suara
kaki iksan yang sering terdengar ditelinganya. Baginya sekarang suara langkah kaki
itu menjadi irama buat dirinya. Dengan ciri-ciri berpostur tinggi, hitam dan
kurus itulah diri iksan yang sering lalu lalang berjalan kaki. Hampir puluhan
kali Iksan lalu lalang dengan jarak 3 kilometer dari rumahnya, terkadang orang
menanyakan Iksan sesuatu begini pertanyaannya “Mengapa engkau Begitu kurus dan hitam ?” terkadang Iksan
menjawabnya dengan senyuman yang menjengkelkan, terkadang juga Iksan
menjawabnya karena penyakit atau kekurangan makanan, ya pertanyaan tersebut memang
menghina bahkan menyakitkan tetapi Iksan juga berfikir itukan fakta buat apa dia
harus marah pikir dibenaknya. Akan tetapi lama kelamaan pertanyaan tersebut
sirna dengan sendirinya. Ya mungkin orang-orang sudah bosan atau ah…..Iksan
malas memikirkannya yang jelas tidak ada lagi pertanyaan tersebut yang aku
jumpai dan sekarang Iksan menjadi senang
serta menjadi lebih kepedean berjalan didepan rumah orang.
Tanpa
terasa Iksan telah tamat dari SD Negeri 2 Mangolo, dan keinginannya untuk masuk
kejenjang pendidikan berikutnya begitu menggebu-gebu bahkan Iksan sudah tidak
sabaran lagi ingin mengenakan baju putih hijau di badannya. Akan tetapi fikiran
Iksan selalu terganggu dengan kondisi ekonomi keluarganya. Kini Iksan dan keluarganya
sudah semakin menderita saja bahkan untuk makan saja mereka sering mengutang
kepada orang lain. Dengan semangat yang tinggi Iksan rela banting tulang
bekerja demi untuk makan bahkan bersekolah ,Iksan mengerti bahwa orang tuanya
tidak akan sanggup untuk membiayai dirinya bahkan untuk makan saja sangat sulit
bagi keluarga mereka. Ditambah lagi ayahnya yang sudah sakit-sakitan akibat
selalu bekerja keras dan ibunya yang tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
Tanpa sepengetahuan orang tuanya Iksan terkadang pergi menambang pasir atau
mengumpulkan kotoran binatang untuk dijual. Ya kedengarannya memang menjijikan
akan tetapi itu tak di hiraukan oleh Iksan yang jelas pekerjaannya itu halal.
Sepulang bekerja tiba-tiba ada yang menawarkan Iksan untuk memetik cengkeh
dikebunnya wah, itu adalah tawaran yang bagus tanpa berfikir panjang lagi Iksan
menerima ajakan tersebut lumayan untuk menambah penghasilan sehari-hari
sekaligus untuk biaya sekolah. Hari demi hari Iksan lalui pekerjaanku itu dan
hasilnya juga memuaskan.
Ketika
uangnya cukup untuk bersekolah . Akan tetapi tuhan berkehendak lain lagi,
tiba-tiba saja ada orang bertubuh besar datang menghampiri keluarga mereka ayahnya mendapat tagihan yang begitu tegas
oleh si penagih, kata-katanya pun begitu sakit begini perkataanya “ Sekarang bayar utang kalian, apakah kalian
tidak malu hah, “dengan sergap ayah
Iksan pun menjawab “kami minta maaf, kami
belum mempunyai uang”. Si penagih tersebut mulai mengeluarkan kata-kata
yang kasar “kalau begitu jual saja tubuh
istrimu itu, atau biarlah anak perempuanmu itu menjadi jaminannya.”
Keluarga kami mulai dihiasi isak tangis , dengan suara lantang Iksan berteriak
, “Hai manusia kaya tidak bisakah ucapan
mu itu dengan sopan?” dengan terpaksa Iksan memberikan uang tersebut untuk
melunasi utang ayahnya, hatinya sangat sakit ketika orang tua Iksan
dibentak-bentak bahkan dicemohkan hanya karena utang yang tidak sepadan dengan
kata-katanya itu ditambah lagi ibunya yang sudah banyak mengeluarkan air mata.
“ tiba – tiba Iksan mengeluarkan kata-kata yang begitu keras untuk kedua
kalinya “hai orang kaya tidak bisa kah
kamu menagih dengan sopan santun? apakah
perkataanmu itu dapat menggantikan utang ayahku tentu tidak, jika hari ini aku
melunasi utang ayahku mampukah kamu menarik kembali ucapan hina mu itu dari
keluarga kami”. Penagih tersebut diam dan membungkuk, dengan kesal Iksan
mengusir penagih tersebut dari rumahnya, hingga akhirnya ia keluar dengan penuh
penyesalan.
Air
mata Iksan pun berlinang sempat dihapus dengan tangan kirinya lantaran
banyaknya air mata yang keluar, ditambah lagi ketika ayah dan ibunya datang
memeluknya sambil berkata “Nak maafkan
kami”. Disaat kejadian itulah, Iksan tidak lagi memiliki keinginan untuk
bersekolah. Dibenaknya sekarang dia harus membantu kedua orang tuanya.
Hari
demi hari berjalan begitu cepat, sekarang genap 2 tahun Iksan menganggur, orang
tuanya semakin tua dan sering sakit-sakitan akan tetapi beliau tidak
menghiraukannya, mereka bekerja apa saja yang penting halal, bahkan mulai dari
memikul batang kelapa dengan ukuran 4 meter dengan harga Rp.1500 per batang,
menambang pasir sampai menjual kotoran kambing pun sudi mereka lakukan hal itu
demi makan setiap harinya. Perkataan dan hinaan orang tak lagi menjadi masalah
buat mereka bahkan keluarga dekat ayah atau ibunya sudah menjauh lantaran
melihat mereka dalam kemiskinan. Setiap ada acara keluarga mereka pun jarang di
undang bahkan keluarga mereka di pandang sebelah mata. Iksan juga bingung
apakah orang jaman sekarang senangnya sama orang kaya saja ya..!
Ayahnya
sering memberikan sebuah nasehat bahwa “Tuhan
itu tidak buta, tuhan dapat memberikan keajaiban hanya dengan sekejap saja”
biarkanlah orang ,menghina kita asalkan kita jangan membalasnya,
perkataanya itu yang membuat Iksan terus mengingatnya..
Hingga
di suatu hari mereka mendapatkan pekerjaan
bangunan oleh seorang guru SMP yang bernama Pak Masri. Ayahnya pun
menerima pekerjaan tersebut. Keesokan harinya mereka kesana untuk bekerja. Dengan
berjalan kaki dari rumah sejauh 3 kilometer tiba-tiba saja di jembatan yang
terbuat dari kayu tua ada sebuah mobil yang hendak memberi mereka tumpangan, “Syukur
Alhamdulillah” kata ayahnya Iksan pun juga ikut-ikutan mengucapkannya. Di dalam
mobil Iksan tersenyum kecil mengapa? Soalnya baru pertama kali dia menaiki
mobil mewah, bahkan fikirannya sampai melayang-melayang” Seandainya aku juga
bisa seperti ini pasti orang tuaku pasti bangga denganku” ucap Iksan dalam
fikiran, maklum orang miskin punya cita-cita
tinggi, sedangkan ayahnya sedang berbincang-bincang dengan pemilik mobil. Setelah
tiba, Iksan tercengang, raut wajahnya yang tadinya selembut sutera berubah
menjadi tikar kasar yang tak pernah dicuci. Ayahnya memandangi Iksan dengan
perasaan bingung. “Nak ada apa dengan
dirimu” Tanya ayahku. “Eh…n n.nn nda papa ayah” jawab dengan perasaan masih
tercengang. Oh aku kira kamu kenapa-kenapa, balas ayah Iksan. Disaat itu Iksan
tercengang, karena ternyata tempat yang bakal Iksan kerjakan jaraknya sangat
dekat dengan SMPN 1 Latambaga yang merupakan sekolah yang Iksan rencanakan akan
masuki.
Mereka
pun mulai bekerja, tapi dibenak Iksan masih ada perasaan takut bercampur malu, Iksan
ketakutan karena jangan sampai ada teman dari SDnya melihatnya. Bahkan ayahnya memanggilnya berkali-kali Iksan tak
mendengarnya, nanti setelah ayahnya memukul kan palu diatas sebuah kaleng baru Iksan
mendengarnya, “Ya ada apa ayah” jawab dengan pernyataan sergap, “Nak sebenarnya kamu ini kenapa dari tadi
ayah perhatikan sikapmu aneh-aneh saja, apa kamu sakit” . Iksan tidak
menjawabnya. Ya sudah tolong ambilkan
ayah paku yang berada diatas meja itu”. Iksan terdiam. Sempat juga Iksan
perhatikan tetangga rumah tertawa kecil. Mungkin ayah benar tentang sikapku.
Aku pun mencoba untuk fokus bekerja. Ucap Iksan dalam hati.
Tak
terasa waktu telah menunjukkan pukul 12.30 dan bel pulangpun dibunyikan. Sempat
Iksan bersembunyi dibalik batu bata yang belum diplaster, memperhatikan siswa
SMP yang keluar berhamburan di gerbang pintu sekolah, dikala itu juga Iksan
memperhatikan teman-teman SDnya. Iccang..Iccang sahut ayahnya, Ya pak ….Iksan
pun menghampiri ayahnya…. Setelah beberapa menit bersama bapak ,ketika Iksan
membalikkan badannya ia pun tercengang kembali sesosok tubuh berdiri tegap
didepan pintu rumah, orang tersebut tak lain adalah teman SDnya sendiri. Sempat
Iksan berfikir dari mana dia melihatku, dia bagaikan hantu yang muncul
tiba-tiba di siang bolong. Ya dia Hasna yang merupakan satu ruangannya di
bangku SD. Kebingungan menjadi bertambah pada diri Iksan. Ketika dia mulai
melemparkan pertanyaan, Iksan kamu sedang apa disini, Iksan mencoba menjawabnya
dengan perasaan rileks, hm.. aku sedang
bekerja dengan ayahku, kamu baru pulang ya hasna?” hasna menjawab oh, ya
aku barusan pulang, sebenarnya tadi nyaris aku hendak pulang akan tetapi
setelah aku memperhatikan rumah ini terlihat kamu, jadi aku mampir buat pastikan
apakah benar itu adalah kamu atau tidak
Oh……..begitu
jawab ucap Iksan sambil menggoyangkan kepala, tiba- tiba dia bertanya lagi
ngomong-ngomong kenapa kamu tidak bersekolah ? Sebenarnya…sambil melirik ke
bapak Iksan…oh sebenarnya karena ekonomi keluargaku yang lemah sehingga aku
tidak dapat bersekolah…”sambung hasna sayang sekali padahal kamu anak yang pintar…oh
ya Iksan kalau begitu aku pamit pulang dulu..soalnya aku nanti dicari ibu..Kata
Hasna. Oh ya silakan jawab Iksan.
Setelah
Hasna dan siswa-siswa lain sudah pulang tinggal Iksan dan ayahnya yang tersisa.
Kini ayah Iksan turun dari atap rumah untuk beristirahat. Mereka pun membuka
bekal dari rumah yang dimasakin ibu.. walaupun makanan mereka adalah nasi dan
indomie, akan tetapi mereka tetap senang dan bersyukur.”.pak makan disini ternyata enak juga ya” jawab Iksan
sambil mengunyah makanan. Dalam hidup ini ada 4 tempat makan yang paling
mengasikkan menurut Iksan yang pertama makan di laut, kedua makan dihutan atau
dikebun dan yang terakhir adalah makan di tempat bekerja.
Setelah
makan Iksan sedikit berbincang-bincang dengan ayahnya. Kemudian ayahnya
bertanya yang tadi itu temanmu yah..”betul pak” sahut Iksan. Kamu nda malu ya
nak, teman-teman kamu bersekolah kamu tidak “kata bapak sambil mengeluarkan air
mata kecil di pipinya. Kenapa harus malu pak, inikan bukan kehendak saya,ya
walaupun keinginan saya begitu besar untuk masuk kesekolah, tapi saya lebih
bahagia membantu bapak. Dengan tersenyum bapak memegang kepala Iksan, dan
berkata” Nak, pesan bapak sebelum meninggal jangan pernah kamu malu dengan
pekerjaan yang kamu lakukan selama pekerjaan itu halal, dan tuhan itu tidak
buta, tuhan maha bijaksana bagi hambanya, ingat itu” ya pak sahut Iksan.
Baiklah ayo kita kembali bekerja. Kini Iksan lebih bersemangat mungkin
kata-kata Ayahnya tadi yang buat Iksan bersemangat.
Sekarang
menunjukkan waktu shalat, mereka pun hendak mengambil perlengkapan shalat di
dalam tas warna hitam yang robek , walaupun begitu itu merupakan tas kesayangan
Ayah Iksan . Mereka pun melakukan shalat berjamaah bersama. Usai shalat mereka mulai
menyiapkan perkakas untuk pulang kerumah.
Setiba
dirumah, Iksan pun langsung mencuci kaki dan melompat ke tempat tidur, Iksan melakukan
hal tersebut karena ke capean.. Sebelum tertidur Iksan sempat berangan-angan.
Enaknya jika aku bersekolah, memakai baju seragam, jalan bersama teman-teman,
bahkan bercanda bersama-sama pula, ya Allah tolong berikan mukjisat pada diri
hamba ini, selepas itu Iksan pun tertidur.
Selang
beberapa jam Iksan tertidur, Iksan merasa rambutnya seperti ditarik-tarik, Iksan
pun langsung bangun ternyata itu adik kecilnya yang manis hendak membangunkannya.
Iksan pun tersenyum sambil menggendongnya, membawanya menghampiri ibunya. Bu
aku pergi mandi dulu. Ibunya hanya memberikannya bahasa isyarat yang menyatakan
iya. “wow dingin sekali air ini mungkin karena aku jarang mandi sehingga
menyentuh air pun aku merasa kedinginan. Selepas mandi IKsan bersiap-siap
kemasjid untuk melakukan shalat magrib. Oh ya aku lupa menyampaikan bahwa Iksan
adalah juru adzan dikampungnya . Iksan ditunjuk oleh pak iman waktu itu ,
sebenarnya masih ada teman Iksan yang suka adzan juga, dia bernama ismail.
Setiap magrib mereka biasa berlomba untuk adzan, kebetulan rumah mereka
berdampingan. Bagi mereka berdua siapa yang duluan dia yang dapat… konyol juga
bahasa mereka itu. Tapi itu tidak membuat mereka untuk bertengkar.
Keesokan
harinya usai kerja bersama ayahnya, pada waktu itu mereka pulang cepat, bapak
hendak ketempat lain karena suatu hal. Tinggal ibu dan Iksan yang ada dirumah
adik-adiknya yang lain pergi bersekolah, sedangkan adiknya yang paling bungsu
sedang dirumah tetangga. Tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian dinas,
berkulit putih dan agak tinggi menghampiri rumah mereka. Mereka pun agak
was-was jangan sampai terjadi apa-apa pada adik ku. Setelah didepan pintu
terdengar ucapan Assalamu Alaikum” oleh bapak itu . walaikum salam sahut ibu
IKsan dari horden berwarna hijau. Ada apa pak,” sahut ibunya. Perkataan orang
tersebut mulai terdengar, begini bu saya
ini merupakan salah satu guru dari SMPN 1 Latambaga yang datang ingin membantu
ibu. Kalau boleh tahu bantuan apa pak” sahut ibuku. Begini bu kebetulan
sekolah kami mendapatkan program beasiswa RETRIVAL, dalam beasiswa ini kami
mencari anak-anak yang memiliki kepintaran dalam bidang akademik. Saya
dengar-dengar informasi dari orang-orang bahwa ibu memiliki anak yang bisa
dalam akademik tersebut. Oh begitu ya pak, kalau begitu tunggu sebentar saya
akan panggilkan anak saya.
Setelah
beberapa saat terdengar suara ibu dari dalam rumah Iccang…Iccang keluar dulu nak!. Mendengar
teriakan ibu saya langsung masuk kedalam rumah, padahal saya lagi asyik
membuatkan anak-anak mobi-mobilan dibelakang rumah. “ya bu ada apa?. Duduk dulu
sebentar kata ibu. Pak silakan jelaskan pada anak saya tentang keperluan bapak
datang kesini. Terima kasih bu, begini nak saya datang kesini untuk menawarkan
sesuatu yang penting bagi kamu, sebelum saya menyampaikan hal tersebut terlebih
dahulu saya ingin bertanya apakah kamu masih memiliki keinginan untuk
bersekolah?. Mendengar perkataan guru tersebut, hati Iksan sangat
berdebar-debar bagaikan genderang mau perang seperti lagu yang diciptakan Ahmad
Dhani. Dalam hatinya terasa bingung penuh pertanyaan membingungkan. Tiba-tiba IKsan
terkejut, “kenapa nak” sahut ibunya. Ehm..ehm jadi begini pak sebenarnya dari
dulu saya ingin sekali bersekolah tapi untuk sekarang saya tidak lagi memiliki
kemauan, soalnya aku malu, aku sudah 2 tahun menganggur. Guru itu tertawa
terbahak-bahak…. Sedangkan Iksan dan ibunya menatap penuh kebingungan kepada
guru itu. Ibunya terdiam sejenak dan langsung masuk kedalam dapur untuk membuat
minuman .
Oh..
jadi itu masalahnya sekarang kamu tidak mau lagi bersekolah. Aduh..aduh…ha..ha
baik, jadi, begini nak jangan jadikan sesuatu itu sebagai hambatan tapi jadikan
sesuatu itu sebagai cobaan yang membagun. Mendengar ungkapan guru itu Iksan
jadi bingung raut wajahnya terasa kusam. Tapi guru tersebut melihat Iksan
dengan senyuman yang mengandung makna mendalam. Guru itu mulai lagi berpidato,
nak aku tahu kamu telah 2 tahun menganggur tapi, cobalah untuk berfikir
kedepan, coba bayangkan kondisi kamu sekarang, berfikirlah bahwa kamu akan
membahagiakan kedua orang tuamu. Mendengar ungkapan tersebut, Iksan langsung
terhipnotis dan timbul pemikiran yang menganggap benar perkataan guru itu.
Iksan
terdiam sejenak, mulutnya akhirnya mulai berbicara. “Bu bagaimana ini apakah
aku harus bersekolah bag….ai….belum sampai bicara IKsan terdengar suara
permintaan salam, “Assalamu alaikum” kami pun menjawabnya “walaikum salam”.
Ternyata itu adalah ayah iksan yang baru saja pulang dari urusan. Iksan pun
langsung mengambil kursi dari dalam kamar untuk Ayahnya
Guru
itu mulai berbicara lagi, dia mengatakan hal yang sama kepada Ayahnya mengenai
bersekolah. Ayahnya hanya mengangguk-angguk, mendengarnya. “Pak setujukah, jika
aku bersekolah lagi?”sahut Iksan. Sebenarnya dalam hati bapak dia tidak
menyetujui kalau Iksan bersekolah tapi, untuk menghormati guru tersebut, beliau
mengatakan boleh. “Kalau begitu esok kamu harus kesekolah”, sahut guru itu.
Hah, Iksan terkejut mendengarnya, guru itu akhirnya berpamitan dan keluar dari
rumah mengendari motor JRD yang biasa dibilang orang-orang motor Jagonya Rusak
Duluan. Hm ada-ada saja.
Malam
harinya Iksan bertambah panik. Iksan mondar-mandir diruang tamu sambil berfikir
sesuatu. Bapaknya hanya memperhatikan dengan raut yang agak bingung. Beliau pun
mengampiri iksan. “Sebenarnya ada apa nak, dari tadi ayah perhatikan kamu
mondar-mandir terus seperti angkot saja”. Iksan pun menjawab, “pak aku sekarang
lagi bingung dimana aku harus mendapatkan seragam sekolah untuk esok”, oh itu,
kenapa tidak bilang dari tadi, kamu mau bapak ngasih solusinya, mau…mau “jawab
iksan dengan sergap. Oke, begini karena untuk membeli seragam kita pasti
kesulitan, maka dari itu coba kamu nak meminjam punya temanmu barangkali di
antara teman-teman mu itu ada yang memiliki seragam berlebih….oh ya benar juga
ya pak, kenapa aku tidak terfikiraan dari tadi…. Baiklah pak,, aku pamit dulu
assalamu alaikum,,,walaikum salam jawab ayah iksan….sambil menggeleng-gelengkan
kepalanya anak itu semangat sekali….
Dirumah
temannya, ….terdengar suara iksan melantungkan salam…assalamu alaikum
akbar,,,akbar,,,??? ya terdengar suara akbar dari dalam….walaikum
salam…..sambil membuka pintu…eh iksan ada apa malam-malam gini….begini
bar…seragam sekolah kamu ada nggak yang berlebih,,,, tolong pinjamin….hm kamu
mau apain…”sahut Akbar” panjang ceritanya, yang jelas tolong pinjamin dulu….oh
ya ada tapi hanya bajunya yang ada ….gimana yah…kalau begitu biar saja….”kata
iksan”. Oke kalau begitu ini,,,terima kasih akbar…aku pergi dulu… setelah iksan
pergi. Akbar sempat bingung, dan berkata..ada apa dengan itu? Aneh baget,,tapi
sudahlah…diperjalanan iksan sempat terfikir dimana ya aku harus meminjam
sebagian lagi….ribet banget yah….tapi dengan semangat iksan percaya diri dan
akhirnya mendapatkan ide cemerlang…aku tahu harus mau kemana”kata iksan”. Iksan
pun melaju kerumah temannya yang lain yang bernama asrul… disitulah iksan
mendapatkan seluruh seragam yang diinginkan.
Keesokan
harinya pagi-pagi sekali iksan sudah mandi dan cepat-cepat ingin
kesekolah..maklum baru pertama kali masuk sekolah….bahkan sarapan pagi pun
sudah tidak dihiraukannya,,, bu pak iksan pamit dulu assalamu alaikum… walaikum
salam sahut kedua orang tuanya. Anak itu semangat sekali ya bu… iya betul itu
pak.
Setibanya
disekolah iksan mulai gugup…karena melihat banyak siswa yang
mondar-mondir….kebetulan pada hari itu adalah hari senin…. Pintu pagar pun
hamper terkunci…tiba-tiba iksan diteriaki oleh penjaga sekolah cepat-cepat
upacara akan segera berlangsung..iksan pun merasa senang karena seakan-akan ia
sudah menjadi siswa seutuhnya…sesampainya dibarisan ia mulai bingung…iksan
bingung mau berbaris dimana sedangkan teman-temanya yang lain…memiliki atribut
masing-masing kelas. Ia pun terdiam sejenak…tiba-tiba ada suara panggilan
seorang teman yag tidak dikenalnya dan bertanya…kamu kelas satu bagian apa…ia
hanya terdiam karena belum tahu kelas bagian-bagian…hm..akhirnya ia pun berucap
begini sebenarnya aku baru masuk jadi saya belum tahu kelas saya. Oh kalau
begitu kaum berbaris saja dikelas ini okey..kata “Temanya” oh ya baik terima
kasih “kata iksan” sama-sama kata temannya. Tinggal beberapa menit lagi upacara
dimulai…terdengar suara sumbang dari arah jauh yang letaknya disamping kanan
iksan….iksan..iksan. ia pun menoleh dan tercengang…ternyata yang memanggilnya
adalah teman sewaktu SD nya 2 tahun silam ia pun mulai merasa malu dan tidak
percaya diri karena diperhatikan oleh siswa-siswa lain dari kelas 3..iksan
hanya tersenyum tidak tulus kepada temannya…iksan pu seakan-akan mengindari
temannya karena dia merasa malu.
Akhirnya
setelah upacara selesai iksan berbicara lagi dengan teman yang baru dikenalnya.
Akhirnya mereka pun berkenalan bahkan iksan sempat diantar keruang guru untuk
menghadap kepada guru yang menyuruhnya bersekolah tempo hari. Setelah diantar
basroin atau temannya tadi itu meminta pamit kepada iksan. Setelah terjadi
percakapan dengan gurunya iksan ditempatkan diruangan 1 A. ketika memasuki
kelas ia merasa asing karena tak satupun dari siswa diruangan itu dikenalnya.
Pelajaran pun dimulai kebetulan pada hari itu pelajaran pertama adalah bahasa
inggris. Iksan pun merasa gemetaran, hal ini bias kita lihat pada pena iksan
yag gemetar.. tidak tahu itu kenapa. Padahal dia merasa takut soalnya pelajaran
bahasa inggris itu adalah pertama kali buatnya.
Setelah
beberapa menit guru pun mempersilahkan kepada siswa-siswanya untuk
memperkenalkan diri dalam teks bahasa inggris…moment inilah yang membuat iksan
tambah takut, akan tetapi setelah ia mendengar ungkapan perkenalan temannya
dalam bahasa inggris ia sempat terfikir dan menghayal kapan ya aku bias seperti
dia,
Bel
istirahat pun dibunyikan,, iksan merasa bingung ia mau kemana, akhirnya ia pun
memutuskan untuk tinggal didalam ruangan sambil mencoret-coret bukunya dengan
gambar kartun yang merupakan idolanya. Beberapa saat kemudian tiba-tiba datang
seorang gadis bernama fitri yang mengajak iksan untuk berkenalan. “boleh
kenalan? Kata gadis itu. Dengan wajah yang malu-malu dan mulai merah iksan pun
menjawab dengan nada yang pelan boooleh…
Akhirnya
iksan memiliki teman baru di sekolahnya, sejalan dengan waktu iksan pun mulai
merasa bahwa dia benar-benar telah sekolah. Bahkan dia telah akrab dengan
banyak teman. Lanjut kisah iksan pun mulai dikenal banyak siswa mulai dari
siswa kelas 1 sampai 3. Hal ini terjadi karena iksan memiliki kepandaian dalam
bidang akademik.
Singkat
cerita iksan pun kini menduduki kelas 3 dan dia memiliki jabatan sebagai ketua
kelas. Popularitas iksan semakin memuncak sejak saat itu, walau begitu iksan tetap tidak sombong
malahan dia tetap pada karakternya yang pendiam dan lugu. Bahkan dia merasa
bahwa yang dia dapatkan selama ini dari cobaan yang dihadapinya memiliki hikmah
yang begitu besar. Dan tuhan telah memberikan faktanya.
Setelah
menjalani bangku sekolah beberapa tahun silam, akhirnya yang dinanti-nantikan
telah tiba, yakni pengumuman pelulusan untuk kelas 3. Disinilah puncak
ketegangan iksan mulai muncul was-was yang tinggi datang menyelimuti iksan
waktu itu. Akan tetapi Allah telah memberikan iksan kemukjisatan yang luas
biasa dalam pelulusan itu hanya 13 orang saja yang dikategorikan lulus. Salah
satunya adalah iksan. Air mata berlinang membasahi lantai yang terbuat dari
tehel. Akan tetapi banyak juga teman-teman yang merasa gagal dan merasa kecewa
pada dirinya sendiri.
Akan
tetapi satu kendala yang bakal dihadapi oleh iksan yakni masuk kejenjang
selanjutnya, yakni masuk ke SMA. Namun menurut iksan itu bukanlah suatu kendala
katanya. “Dia bahkan mengatakan lebih baik saya jangan sekolah kebanding
memasak kedua orang tua. “. Akan tetapi Allah berkehendak lain. Tiba-tiba saja
datang seorang laki-laki dari keluarga nya menawarkan kepada iksan untuk
bersekolah bahkan bakal membiayainya hingga keperguruan tinggi, dengan satu
syarat iksan harus tinggal dirumah pamanya itu. Namun apa yang terjadi iksan
menolak, dia memiliki gagasan tersendiri kenapa dia menolak tawaran itu. Setelah
di Tanya akhirnya dia mengungkapkan isi hatinya, “saya tidak akan meninggalkan
keluargaku ini, karena hanya saya yang bisa membantu mereka”.
Mendengar ungkapan iksan kedua orang tuanya meneteskan air mata begitupun
pamannya itu. Dan akhirnya penawaran pamannya tidak terlaksana dengan
semestinya.
Waktu terus berjalan dan akhirnya,
terjadi sesuatu yang tidak terfikirkan sebelumnya. Apa itu?. Iksan akhirnya
masuk kejenjang SMA. Namun untuk masuk kesana tidaklah gampang .iksan harus
dipimpong kesana-kemari untuk meminjam uang kepada keluarganya bahkan ada
beberapa sumbangan yang masuk dari keluarga lain. Walau begitu iksan tetap
tidak malu dengan basic masuknya ke SMA. Malahan dia tetap bersyukur dan
berjanji akan mambantu orang-orang yang telah membantunya.
Setelah menginjakan kakinya ke
jenjang pendidikan atas. Dia merasa mimpi dengan itu, mengapa ? karena tidak
terfikir sebelumnya akan hal itu. Akan tetapi iksan tetap percaya diri dan
berjanji akan betul-betul bersekolah
demi untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Seiring berjalannya waktu adapatasi
dengan tema-teman semakin baik, bahkan iiksan sempat berkenalan ddengan guru
yang merupakan wali kelasnya. Guru itu sangat baik pada iksan, guru itu bernama
syahria nur. Setiap pembayaran SPP guru itu yang sering membantunya, bahkan
teman-teman iksan mulai cemburu namun hal itu iksan sudah ketahui, akan tetapi
tidak ada niat-niat jelek antara guru dan siswanya. Guru itu pernah datang
kerumah iksan sewaktu iksan sakit dan sempat memperhatikan kondisi rumah serta
keluarga iksan. Disitulah bu syahria memiliki simpati kepad iksan. Bahkan iksan
mulai berfikir bahw suda merasa tidak enak dibantu secara terus-menerus.
Suatu hari iksan datang kerumah bu
syahria untuk mengatakan bahwa iksan
sudah tidak enak dibantu lagi. Karena menganggap dirinya telah
merepotkan bu syahria, namun balasan yang dihanturkan kepada iksan bahwa dia
aka tetap membantunya. Disinilah iksan mencurahkan airmatanya dan merasa
terpukul selama ini. Bahkan setelah kejadian itu dia bertekad untuk tidak
mengecewakan guru tersebut.
Singkat cerita ,Seiring berjalannya
waktu iksan pun sudah menduduki kelas 3 dan tidak lama lagi akan menghadapi
ujian Nasional. Detik-detik itulah iksan mengeluarkan semua energinya untuk
belajar dan focus menghadapi ujian. Hal ini dilakukan selain untuk tidak
mengecewakan kedua orang tuanya dan orang-orang yang telah membantunya. Tanpa
terasa hari ujian pun dimulai setelah mengikuti masa ujian selama beberapa hari
akhirnya ujian pun berakhir. Tinggal menunggu pengumuman yang sebentar lagi
akan diterbitkan.
Malam itu iksan sedang duduk bersama
keluarganya, tiba-tiba pesan lewat ponsel masuk “isinya sebagai berikut : maaf
ya teman-teman masih ada tahun depan”. Pesan singkat itu yang membuat iksan
merasa terpukul dan was-was. Bahkan dia menyampaikan kepada ayahnya bahwa maaf
pak aku tidak lulus, teman saya memberikan saya infornasi seperti itu mendengar
perkataan iksan ayah iksan malahan mengatakan bahwa kita lihat saja besok,
kebetulan esok adalah hari pengumuman ujian.
Mendengar
perkataan ayahnya iksan merasa sudah baikan. Dan akhirnya tiba hari esok.
shubuh-shubuh sekali iksan sudah bangun untuk berdoa meminta bantuan kepada
Allah . setalah mandi iksan berpamitan dengan kedua orangtuanya dan meminta doa
kepada orang tuanya . tiba disekolah iksan tidak banyak bicara dia seakan-akan
ditutup mulutnya oleh kain. Belum sampai
dikelasnya iksan pun ditegur oleh temannya katanya iksan dipanggil
keruang guru. Perasaan iksan mulai tidak enak, setelah bertemu guru yang
memanggilnya iksan bertambah gugup dan merasa takut dengan hasil ujiannya. Guru
itu mengatakan bahwa “ kenapa nilai-nilai ujianmu begitu rendah?”. Iksan tidak
menjawab pertanyaan guru itu karena gugup. Bahkan iksan sempat mengambil
kesimpulan 100 % bahwa dia tidak lulus. Setalah rapat pertemuan dengan gurunya
itu hasil pengumuman pun tiba, semua
anak kelas 3 berbaris didepan kantor . kebetulan pada waktu itu yang umumkan
adalah seorang polisi iksan juga tidak
tahu kenapa harus polisi yang mengumumkannya. Polisi itu mulai berbicara dan
mangatakan sebenarnya lulus semua namun karena peraturan baru terpaksa banyak
yang harus tidak lulus. Siswa pun histeris terutama dari kaum hawa. Untungnya
saja pengumumannya dalam bentuk amplop sehingga siswa tidak harus mendengarnya
namun melihat dan membacanya sendiri. Tiba giliran iksan untuk mengambil amplop
lama iksan membuka amplop tersebut. Bahkan dia sempat berfikir sejenak
seandainya dia tidak lulus apa yang harus iksan lakukan. Masih berangan-angan
tiba-tiba ilham yang merupakan temanya mengambil amplop iksan secara tib-tiba
dan membuka. Apa yang terjadi dia mengatakan bahwa iksan lulus begitupun dengan
ilham dia juga lulus akhirnya mereka berpelukan dalan kondisi yang haru. Namun
dalam kondisi haru tersebut teman-teman iksan yang merupakan sahabat karibnya
kebanyakan yang tidak lulus.
Namun
begitu iksan tetap merasa sedih selain
untuk temannya iksan juga sudah mengetahui bahwa dia tidak akan menginjakan
kakinya keperguruan tinggi karena biaya yang sangat mahal. Namun Allah
memberikan yang terbaik pada iksan. Mukjisat yang diberikan adalah iksan
mendapatkan kesempatan masuk keperguruan tinggi malalui jalur BIDIK MISI.
Syukur Alhamdulillah kata iksan….. (J H Q).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar