Tugas
1
AKUAKULTUR
![](file:///C:/Users/NaNu/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
OLEH:
NAMA : ASHAR
JUNIANTO
STAMBUK : I1A1 10 050
PROG. STUDI : M S P (genap)
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
Asal
mula kegiatan akuakultur tidak diketahui secara pasti kapan dan oleh siapa
dimulai. Kegiatan akuakultur pertama kali diduga dilakukan oleh orang Mesir pada
ikan nila dan/atau orang China pada ikan mas. Kegiatan pemeliharaan kedua jenis
ikan tersebut kemudian menyebar ke Asia dan Eropa (LANDAU 1992). Kegiatan
akuakultur atau budidaya biota air kini telah banyak diketahui dan dipraktekan
oleh sefragian besar penduduk dunia, terutama yang mendiami daerah dataran
rendah, sekitar daerah aliran sungai, waduk, danau.dan pantai. Bahkan pada era
globalisasi saat ini, kegiatan pemeliharaan biota air telah merambah ke
masyarakat yang mendiami daerah perkotaan, di dalam rumah sederhana sampai di
rumah mewah, dari toko kelontong sampai ke pusat perbelanjaan (mall).
pengetahuan
yang mendasar tentang akuakultur akan Berbekal pengetahuan yang memadai itulah
biasanya pembudidaya biota air akan berhasil menikmati hasil kegiatan
budidayanya, baik sebagai pengembangan kegemaran (hobby), penghasil bahan
pangan untuk keluarga, maupun sebagai sumber penghasilan. Sebagai hobby
misalnya pemeliharaan biota air pada akuarium; sebagai penghasil pangan untuk
keluarga misalnya budidaya skala keluarga pada ikan lele dan belut; dan sebagai
sumber penghasilan misalnya budidaya skala komersial pada ikan lele, gurameh,
bandeng, udang dan kerapu.
Produksi
perikanan dunia dari sector akuakultur adalah lebih dari 13 juta metrik ton per
tahun (LANDAU 1992), dan produksi tersebut cenderung terus meningkat.
Peningkatan produksi hasil usaha akuakultur tersebut sangat penting artinya
untuk kawasan Asia yang mayoritas padat penduduk dengan tingkat penghasilan per
kapita relatif rendah. Meskipun kegiatan budidaya biota air telah banyak
dipraktekan oleh masyarakat Indonesia, namun pengetahuan dasar tentang budidaya
biota air kadang-kadang belum banyak diketahui dan dipahami. Oleh karena ltu,
pada tulisan ini akan disajikan secara nngkas tentang pengetahuan dasar
akuakultur.
Apa
Itu Akuakultur ?
Beberapa pakar ada yang mendefinisikan
akuakultur sebagai kegiatan pemeliharaan biota air pada kondisi yang
terkontrol, baik secara intensif maupun semimtensif. Namun demikian, ada pakar
yang menyatakan bahwa akuakultur merupakan kegiatan pemeliharaan flora dan
fauna air, serta kegiatan untuk memproduksi biota (organisme ) akuatik
dilingkungan terkontrol dalam rangka mendapat keuntungan (profit),namun secara
umum budidaya perairan merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkapan berbagai
macam hewan atau tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen
pokoknya. Kegiatan-kegiatan umum termasuk didalamnya adalah budidaya ikan,
udang, tiram serta serat budidaya, rumput laut alga dengan batasan tertentu.
Sebenarnya, cakupan budidaya perairan sangat luas, namun penguasan teknologi
membatasi komoditi tertentu yang dapat diterapkan. Budidaya perairan adalah
bentuk perikanan bididaya untuk dipertentangkan dengan perikanan tangkap.
Di indonesia, budidaya perairan dilakukan melalui
berbagai sarana. Kegiatan budidaya yang paling utama dilakukan di kolam/
empang, tambak, tangki, karamba serta keramba apung.
tetapi
tidak termasuk dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan pembenihan
jenisjenis biota untuk akuarium, biota untuk eksperimen atau percobaan di
laboratorium, dan biota yang dipelihara khusus untuk memenuhi kebutuhan
perseorangan (LANDAU 1992). Selain itu, beberapa pakar ada juga yang
mendefinisikan akuakultur sebagai kegiatan untuk memproduksi biota air
(termasuk di dalamnya: pemeliharaan, penanganan, pengolahan, dan pemasaran)
untuk tujuan komersial (BARNABE 1990).
Akuakultur
yang di Indonesia dikenal dengan istilah budidaya air dibedakan menjadi dua, yaitu
budidaya air tawar dan budidaya air laut (termasuk air payau). Budidaya air
laut lebih dikenal dengan istilah marikultuf. Usaha marikultur semakin popular
pada decade terakhir ini,
Dalam usaha akuakultur mencakup :
a.
Pembenihan ikan
v Pemilihan induk
v Pemijahan induk
v Penetasan telur
v Pemeliharaan larva
v Pendederan
b.
Pembesaran
v Efesiensi pakan
v
Konversi pakan
c. Nutrisi
pakan
v
Formula pakan
v
Nilai gizi
Sistem pengadaan sarana dan
prasarana produksi akuakultur
1. Prasarana
produksi
·
Pemilihan lokasi
·
Pengadaan bahan dan
·
Pembangunan fasilitas produksi
Secara
spesifik tujuan akuakultur untuk :
- Produksi makanan
- Perbaikan stok alam
- Produksi ikan untuk rekreasi
- Produksi ikan umpan
- Produksi ikan hias
- Daur ulang bahan organik
- produksi bahan industri
Komoditas
Akuakultur
Komoditas adalah barang atau produk yang bisa diperdangankan
, jadi komoditas akuakultur adalah spesies atau jenis ikan (dalam arti luas)
yang diproduksi dalam kegiatan akuakultur dan menjadi barang /produk yang bisa
diperdagangkan.
Golongan ikan adalah spesies
akuakultur yang memiliki sirip sebagai organ penggeraknya.
Contoh komoditas akuakultur dari
golongan ikan adalah :
- Ikan mas ( Cyprinus carpio
)
- Ikan nila ( Oreochromis
niliticus )
- Ikan lele ( Clarias sp )
- Ikan gurami ( osphronemus gouramy )
- Ikan patin ( Pangosius sp )
- Ikan kerapu macan ( Epinephelus fusguttatus )
- Ikan kerapu bebek ( Cromiletes altivelis )
- Ikan kakap putih ( Lates calcarifer )
- Ikan bandeng ( chanos chanos )
Golongan
udang adalah spesies akuakultur yang memiliki karapas yaitu kulit yang mengandung
kitin sehingga bisa mengeras.
Contoh komoditas akuakultur dari golongan udang adalah :
- Udang windu ( Paneos monodon )
- Udang vanamei ( Litopaneus vannamei)
- Udang bru ( Panaeus stylostris )
- Udang putih ( Panaeus japonicus )
- Udang galah crobrach tawar ( Macrobrachium
rasenbergit )
- Udang cerax ( Cherax sp )
- Udang lobster ( Homarus sp )
- Kepiting bakau ( Scylla serrata )
Golongan
moluska adalah spesies akuakultur yang memiliki cangkang yang keras.
Contoh komoditas akuakultur dari golongan moluska adalah :
- Karang mutiara ( Pinctada maxima )
- Abalone ( Heliotis sp.)
- Kerang hijau ( Mytilus sp.)
- Kerang darah ( Anadara sp.)
Ekinodermata
adalah spesies akuakultur yang memiliki kulit berduri berfungsi untuk alat
bergerak.
Contoh komoditas akuakultur dari ekinodermata adalah :
- Teripang ( Holothuria sp.) yang memiliki nama
perdagangan sea cucumber
Golongan
alga adalah spesies akuakultur dari bersel tunggal, terdiri dari mikrialga dan
makroalga.
Contoh
mikroalga/fitoplanton adalah Chlorella sp. Umumnya berupa makanan alami
bagi komoditas akuakultur lainnya, terutama untuk larva dan benih, kecuali yang
telah menjadi makanan kesehatan manusia.
Contoh
makroalga adalah rumput laut seperti Euchema cottonii dan Glacilaria
sp.
Komodits
akuakultur yang sekaran sedang giat diusahakan adalah koral. Biota ini selain
untuk tujuan perdagangan, juga untuk konservasi terumbu karang.
Berdasarkan jenis pakannya, komoditas akuakultur secara
alamiah dikelompokan menjadi 3 golongan :
- Herbivora
Golongan herbivora adalah spesies akuakultur dengan makanan
utamanya berupa tanaman ( nabati ) contoh gurami sebagai pemakan daun
(makrovita ), kowan ( Ctenopharyngodon idella ), dan tawes ( Puntius
javanicus ) sebagai pemakan rumput, ikan mola ( Hypophthalmichthys
molitrix ) dan tambakan sebagai pemakan fitoplanton (mikrofita ), bandeng
sebagai pemakan klekap, serta sepat ( Trichogaster sp ) sbagai penakan
fitoplanton atau perifiton. Klekap adalah koloni makanan alami yang terdiri
dari lumut, perifiton, dan benthos yang tumbuh didasar tambak. Spesies
herbivora pemakan fitoplanton disebut pula sebagai herbivor microfiltering
( fitofagus )
2. Karnivora
Golongan karnivora adalah spesies akuakultur pemakan daging
(hewani) sehingga hewan ini disebut ikan prdator. Contohnya adalah kerapu,
kakap putih, betutu, belut, udang, dan lobster. Dalam akuakultur, ikan predator
ini diberi pakan berupa rucah segar atau memangsa ikan lainnya dan ikan
berukuran lebih kecil. Umumnya spesies predator relatif sulit menerima pakan
buatan, antara lain berupa pelet. Kerapu dan kakap putih sudah bisa menerima
pakan pelet melalui serangkaian pembelajaran makanan (weaning) .
3.
Omnivora
Golongan omnivora adalah spesies akuakultur yang bisa makan
segala jenis makanan. Makanan yang dikonsumsi spesies ini bisa sebagian besar
dari kelompok nabati sehingga disebut ikan omnivora yang cenderung herbivora,
contohnya ikan mas, nila, mujair, koki dan koi. Spesies golongan ini juga
mengonsumsi makanan yang sebagian besar dari kelopok hewani sehingga disebut
ikan omnivora yang mengarah ke karnivora, contohnya ikan lele, patin, sidat,
udang windu, udang galah, udang vanamei, dan udang biru.
Komoditas
ikan laut : kerapu macan, kerapu bebek, napolion, karang mutiara, dan rumput
laut.
Komoditas
ikan tawar : ikan mas, lele, gurami, nila, mujair, dan patin.
Komoditas
air payau : udang windu dan bandeng.
Pemilihan
spesies untuk akuakultur didasarkan kepada pertimbangan karakteristik biologi,
dan pasar serta sosial ekonomi.
1. Pertimbangan biologi
Meliputi reproduksi, fisiologi, tingkah laku, morfologi,
ekologi dan distibusi biota yang akan dikembangkan sebagai komoditas
akuakultur. Beberapa pertimbangan biologi tersebut adalah :
a)
Kemampuan memijah dalam lingkungan
bubidaya dan memijah secara buatan
b)
Ukuran dan umur pertama kali matang
gonad
c)
Fekunditas
d)
Laju pertumbuhan dan produksi
e)
Tingkat trofik
f)
Toleransi terhadap kualitas air dan
daya adaptasi
g)
Ketahanan terhadap stres dan
penyakit
h)
Kemampuan mengonsumsi pakan buatan
i)
Konversi pakan
j)
Toleransi terhadap penanganan
k)
Dampak terhadap limgkungan
2.
Pertimbangan ekonomi dan pasar
Pertimbangan konomi dan pasar lebih penting daripada
pertimbangan biologi dalam memilih spesies untuk dikulturkan. Pertimbangan
ekonomi dan pasar dalam memilih spesies mencakup beberapa hal, antara lain :
a)
Permintaan pasar
b)
Harga dan keuntungan
c)
Sitem pemasaran (marketing)
d)
Ketersediaan sarana dan prasarana
produksi dan
e)
Pendapatan masyarakat
Domestika
dan Introduksi spesies baru
A. Domestika spesies adalah menjadikan spesies liar ( wild
species ) menjadi spesies akuakultur. Ada tiga tahapan domestikasi spesies
liar, yaitu :
a)
1.mempertahankan agar bisa tetap
hidup (survive ) dalam lingkungan akuakultur (wadah terbatas, lingkungan
artifisial dan terkontrol)
b)
menjaga agar tetap bisa tumbuh
c)
3.mengupayakan agar bisa
berkembangbiak dalam lingkungan akuakultur
B. Introduksi spesies adalah mendatangkan spesies akuakultur
dari kawasan lain untuk meningkatkan jumlah jenis komoditas dan perbaikan
genetis. Tujuan introduksi spesies baru adalah untuk meningkatkan produksi
akuakultur, mendatangkan biota ikan hias dan biota sebagai filter biologis. Beberapa
pertimbangan untuk mengintroduksi spesies baru adalah :
a)
spesies
yang diintroduksi hendaknya sesuai dengan kebutuhan, tujuan introduksi juga
harus jelas
b)
tidak
menyaingi spesies native yang bernilai sehingga menyebabkan menurunnya
bahkan punahnya populasi spesies native tersebut
c)
tidak terjadi kawin silang dengan
spesies native sehingga menghasilkan hibrid yang tidak dikehendaki
d)
spesies yang diintroduksi tidak
ditunggangi oleh hama, parasit, atau penyakit yang mungkin bisa menyerang
spesies native dan
e)
5
spesies yang diintroduksikan dapat
hidup dan berkembangbiak dalam keseimbangan dengan lingkungan barunya.
Sumber
Daya Air
Berdasarkan kadar garamnya ( salinitas ), perairan
dipermukaan bumi dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
1. Perairan
air tawar
Perairan air tawar terdapat
didaratan mulai dari pegunungan, perbukitan, hingga daratan rendah dekat
pantai, berupa :
v Danau
v Situ
v Waduk
v Sungai
v Saluran irigasi
v Mata air
v Sumur dan
v Air hujan
2. Perairan payau
perairan payau berlokasi dimuara sungai dan pantai tempat
terjadinya transisi dari kondisi air tawar ke kondisi air asin (laut), antara
lain :
v Perairan payau dimuara sungai dan pantai
v Perairan payau dirawa
v Perairan payau dipaluh
3. Perairan
laut
Perairan air laut adalah perairan yang berada dilaut dan
memiliki kadar garam berkisar antara 30-35 ppt. Berupa :
v teluk→ perairan laut yang menjorok masuk kedalam daratan
v selat→ perairan laut diantara dua atau beberapa pulau
v perairan laut dangkal→ umumnya berlokasi didekat pantai
Sistem
Teknologi Akuakultur
Tujuan
akuakultur adalah memproduksi ikan dan akhirnya mendapatkan keuntungan. Jika
penanganan akuakultur dilakukan secara intensif maka, hasil yang diharapkan
akan terlaksana dengan baik pula. Dalam akuakultur dikenal 13 sistem akuakultur
yang sudah diusahakan untuk memproduksi ikan adalah :
1) kolam air
tenang
2) kolam air
deras
3) tambak
4) jaring
apung
5) jaring
tancap
6) keramba
7) kombongan
8) penculture
9) enclusure
10) long line
11) rakit
12) bak-tangki-akuarium
dan
13) ranching (melalui restocking)
Sebagai contoh, sistem tambak dipilih untuk kawasan yang
memiliki sumberdaya air payau seperti dekat muara sungai, pantai, rawa payau,
atau paluh. Contoh lainnya adalah kolam air deras dipilih untuk kawasan yang
memilki sumberdaya air berupa sungai jeram (sungai didaerah perbukitan atau
penggunungan).
Sitem
akuakultur ini juga bisa dikelompokan menjadi 2 yaitu :
Sistem
akuakultur berbasiskan daratan ( land- based aquakultur ), terdiri dari
kolam air tenang, kolam air deras, tambak, bak, akuarium, dan tangki.
Dan sistem akuakultur berbasiskan air ( water- based
aquakultur ). Terdiri dari jaring apung, jaring tancap, keramba, kombongan,
long line, rakit, pen culture, dan enclosure.
1)
Tambak
2)
Jaring apung
3)
Jaring tancap
4)
Keramba dan kombongan
5)
Sawah
6)
Pen
culture (kandang)
7)
Sekat (enclosure)
8)
Longline dan rakit
9)
Bak, akuarium, tangki, dan resir
Sistem budidaya beserta komponen dan lokasi yang sesuai
dengan sumberdaya airnya
Sistem
|
Komponen
|
Sumber
Daya Air
|
Kolam
air tenang
|
- Pematang
- Dasar
kolam
- Pintu
air masuk ( inlet )
- Pintu
air keluar ( outlet)
- Saluran
pemasukan air
- Saluran
pembuangan air
|
- Sungai
- Saluran
Irigasi
- Mata
Air
- Hujan
- Sumur
- Waduk
- Danau
- Situ
|
Kolam
air deras
|
- Dinding/pematang
- Dasar
kolam
- Pintu
air masuk
- Pintu
air keluar
- Saluran
pembuangan
- Saluran
pembuangan
|
- Sungai
daratan tinggi (pgunungan dan perbukitan)
- Saluran
irigasi di dataran tinggi
|
Tambak
|
- Pematang
- Dasar
tambak
- Pintu
air masuk ( inlet )
- Pintu
air keluar ( outlet)
- Saluran
pemasukan air
- Saluran
pembuangan air
|
- Muara
Sungai
- Pantai
- Rawa
Payau
- Paluh
|
Jaring
apung
|
- Rangka
- Jaring
- Pelampung
- Jangkar
+ tambang
- Jalan
inspeksi
- Rumah
jaga
|
- Danau
- Waduk
- Teluk
- Selat
- Laguna
|
Jaring
tancap
|
- Tonggak
- Jaring
- Rumah
jaga
- Jalan
inspeksi
|
- Danau
- Waduk
- Sungai
- Muara
Sungai
- Teluk
- Selat
|
Keramba
|
- Dinding
- Dasar
- Atap
- Pintu
|
- Sungai
- Danau
- Waduk
- Saluran
irigasi
|
Kombongan
|
- Dinding
- Dasar
- Atap
- Pintu
|
- Sungai
- Saluran
irigasi
|
Sawah
|
- Dinding/pematang
- Dasar
sawah
- Pintu
air masuk
- Pintu
air keluar
- Saluran
pembuangan
|
-
|
Kandang
(pen culture)
|
- Dinding
|
- Laut
Dangkal Terlindung
- Teluk
- Selat
|
Sekat
(enclosure)
|
- Teluk
- Sekat
(Barrier)
- Pintu
|
- Laut
Dangkal Telindung
- Teluk
- Selat
|
Longline
|
- Tambang
- Pelampung
- Jangkar/pemberat
|
- Laut
Dangkal Terlindung
- Teluk
- Selat
|
Rakit
|
- Bambu
- Pelampung
- Jangkar/pemberat
|
- Laut
Dangkal Terlindung
- Teluk
- Selat
|
Bak/akuarium/tangki
|
- Dinding
- Dasar
- Atap
- Lubang
masuk/keluar
|
- Sumur
- Mata
air
|
Resirkulasi
|
- Akuarium
- Tandon/pengendapan
- Wadah
filter
- Pompa
- Saluran/selang
air
|
- Sumur
|
Ranching
|
-
|
-
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar